Minggu, 16 Februari 2014

UMBRELLA LOVE :)





   Merilyn menatap langit dengan seulas senyum. Hujan . 

Merilyn Quenovva, gadis berumur 16 tahun itu. Sangat menyukai bulan November-Maret. Kalau ditanya kenapa? Karena musim hujan terjadi pada kisaran bulan tersebut.Merilyn sangat menyukai musim hujan.
 Begitu dinginn… begitu tenang…

   “Yo, mer! Ngapain?” Felis menepuk pundak merilyn dengan pelan.

“Hhehe! Biasa deh, ngeliatin ujan.eh, ga ada guru masuk kan?” Tanya merilyn.

“enggak, biasa deh pada rapat gitu.” Felis turut berdiri disamping merilyn dan memperhatikan butiran-butiran air yang terjatuh dari atas langit itu.

“Bosan! Gue mau pulang duluan yah?” 

“eH-! Nanggung tau,tinggal satu jam pelajaran juga!” Ucap felis.

“udah.. kalo ada guru nanya. Lo bilang aja gue sakit! Sakit hati! Haha.. ;p” Merilyn kembali masuk kedalam kelasnya, dan membereskan semua bukunya.

ZZZZRRRAAAASSSSHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!

“deras banget..” bisik merilyn pada dirinya sendiri.

Apes banget, apa ini yah yang namanya karma? Bolos sekolah kan dosa.. merilyn menghela nafas panjang. Tatapan matanya kembali focus pada hujan yang mengguyur daerah bogor, jawa barat, ia sedang Berdiri tepat dipintu pos satpamnya.

“Butuh tumpangan?” suara asing itu cukup mengagetkan merilyn.

“A-u...” kata-katanya terhenti, menatap orang yang lebih tinggi 8 cm itu darinya.

“Butuh tumpangan?” ulangnya lagi, kini ia sedikit memajukan tangannya agar payung berwarna bening itu turut melindungi sang gadis yang hanya berdiam diri.

“T-tidak u-usah re-repot-repot..” ucap merilyn dengan tergagap, kedua tangan mungilnya memegang pipinya yang memerah.

“Ahh..” terdengar helaan nafas berat dari cowok itu, tangannya yang kokoh menarik lembut tangan merilyn.membuat Merilyn Masuk kedalam dunia yang diciptakan dibawah payung bening itu. Butiran-butiran air yang berjatuhan diantara mereka berdua tak terlihat lagi dipandangan merilyn, karena penglihatan matanya hanya menatap wajah teduh milik King. Merilyn tak mendengarkan kerasnya deruh air hujan yang berjatuhan,karena ia hanya mau mendengarkan suara barithon king.

“Maaf saja, tapi aku tidak suka penolakan.” Ucap King datar.

   Sepanjang perjalanan, Merilyn tak bisa lagi membedakan antara cerah dan hujan, ketika bahu King bersentuhan dengan bahunya , ketika tangannya tak sengaja menyentuh jemari panjang King. Merilyn tak bisa ... lagi.. “King akan selalu membuatnya jatuh cinta, yah ..sejak dulu..” ucapnya dalam hati. Sejak masa MOS, Ketika King membantunya dari kerjaan usil kakak kelas. Merilyn menganggap king adalah Sesuatu yang sangat berharga.

   “Aku harap Hari ini cerah..” Ucap merilyn yang tertunduk lesu dibangkunya.

“Ha? Tumben banget lo mer..” felis masang TAMPANG CURIGANYA.

“ehehe gak, kan bosan aja kalo tiap hari ujan.” Ujar Merilyn dengan gugup.

“Hoo, tapi sayang banget Mer, menurut ramalan cuaca hari.. siaang ntar bakal hujan.” Jelas felis.

“Humm..” gumam merilyn.

   Merilyn mengeluarkan sebuah payung mungil berwarna violet dari tasnya. Untung aja dia udah siap bawa payung dari rumah seperti kata Felis hujan deras mengguyur bogor hari ini. Saat hendak melangkah kan kakinya keluar dari pekarangan sekolah. Pandangan matanya terhenti pada bayangan King yang berteduh dibawah pohon akasia tepat didepan sekolahnya. 

“Apakah King Lupa bawa payung? Aneh..” Gumam merilyn dengan suara yang kecil.

Saat pandangan matanya kembali focus pada King, tatapan mata Coklat King menenghujam mata Onyx milik merilyn. Lutut Merilyn terasa Lemas sekarang.

Oh Tuhan apa yang harus kulakukan?.

   Mengumpulkan semua keberanian dari sum-sum tulangnya. Merilyn melangkahkan kakin’ya kearah King. Menelan ludahnya dan kembali menatap King.

“Anu.. butuh tumpangan?” tanyanya.
King menaikkan sudut bibirnya keatas,

“Apakah kau berbicara denganku?” Tanya King.

Merilyn hanya mengangguk kan kepalanya.

Tak ada tanggapan ataupun reaksi dari King. Berfikir bahwa King menolak tawaran baiknya. Merilyn membalikkan badannya kembali melangkah namun untuk kedua kalinya langkah Merilyn kembali Berhenti. Melihat tangan king yang menahan pergelangan tangannya.Merilyn menatap bingung King. “apa yang dia lakukan?” batinnya bertanya.

“Maaf, tadi kau yang menawariku kan? Kenapa malah meninggalkan ku?” Tanya King.
Merilyn terlihat gugup.

“M-maaf.. aku pikir kau tadi..” belum sempat menyelesaikan kata-katanya. King merebut payung berwarna Violet yang ada digenggamannya. Saat  itu Merilyn mencium aroma mint yang menguar dari tubuh King. Tanda bahwa King tengah berada sangat dekat dari merilyn.

“Aku harap kau tak meninggalkan ku lagi.” King menggenggam tangan merilyn. Menariknya dan berjalan beriringan dengan Merilyn.

“Eh?”

   Sepanjang perjalanan pulang, Baik King ataupun Merilyn tak ada yang membuka topic pembicaraan. Mereka merdua tak merasa keberatan dengan keheningan ini. Keheningan ini justru sangat menyenangkan. Sampai Merilyn merasakan hilangnya kehangatan yang menyelimuti tangannya lenyap,

“Mer, “ suara king terdengar.

“Hmn ya? Umn king...Kamu mau pulang hujan-hujanan?” Tanya Merilyn to  the point.

King hanya menjawabnya dengan seulas senyum. King melangkah keluar dari bawah naungan payung Violet itu.

“Mer.. ada hal yang mau kukatakan..” Suara King teredam Oleh derasnya hujan.

“Apa?” Tanya Merilyn dengan suara yang keras.

“A...ku....  .... kamu..... dulu!” King berlari semakin menjauh dari Merilyn.Merilyn mengerutkan alisnya, mencoba mempertajam pendengarannya.

“Apa yang kau katakan??”

“Aku... .... kamu...” Ulang King.

“Maaf, tapi aku ga denger apa yang-?” King berlari mendekati Merilyn, tangannya menarik merilyn sehingga payung violetnya terlempar begitu saja. King memajukan dirinya tepat ditelinga Merilyn . membisikkan satu kalimat. Yang membuat Merilyn membeku.

“Kamu..” ucap merilyn tak percaya.

“Ya. Sejak dulu..” King menggenggam tangan merilyn erat.

Merilyn tersenyum lembut memandang mata coklat King yang memancarkan ketulusan itu.

“Mungkin ini akan menjadi musim hujan YANG PALING terindah yang pernah dilewati oleh Merilyn bukan saja untuk merilyn tapi juga untuk King. Disaat King membisikkan satu kalimat dibawah derasnya Hujan. Merilyn merasakan kehangatan yang tidak hanya ia dapatkan ketika King menggenggam tangannya tapi juga kehangatan yang menyebar dan masuk kedalam ruang hatinya.”
“Aku suka kamu sejak dulu.”

Fin. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar