Merilyn menatap langit dengan seulas senyum.
Hujan .
Merilyn Quenovva,
gadis berumur 16 tahun itu. Sangat menyukai bulan November-Maret. Kalau ditanya
kenapa? Karena musim hujan terjadi pada kisaran bulan tersebut.Merilyn sangat
menyukai musim hujan.
Begitu dinginn… begitu tenang…
“Yo, mer! Ngapain?” Felis menepuk pundak
merilyn dengan pelan.
“Hhehe! Biasa deh,
ngeliatin ujan.eh, ga ada guru masuk kan?” Tanya merilyn.
“enggak, biasa deh
pada rapat gitu.” Felis turut berdiri disamping merilyn dan memperhatikan
butiran-butiran air yang terjatuh dari atas langit itu.
“Bosan! Gue mau
pulang duluan yah?”
“eH-! Nanggung
tau,tinggal satu jam pelajaran juga!” Ucap felis.
“udah.. kalo ada
guru nanya. Lo bilang aja gue sakit! Sakit hati! Haha.. ;p” Merilyn kembali
masuk kedalam kelasnya, dan membereskan semua bukunya.
ZZZZRRRAAAASSSSHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!
“deras banget..”
bisik merilyn pada dirinya sendiri.
Apes banget, apa ini
yah yang namanya karma? Bolos sekolah kan dosa.. merilyn menghela nafas
panjang. Tatapan matanya kembali focus pada hujan yang mengguyur daerah bogor,
jawa barat, ia sedang Berdiri tepat dipintu pos satpamnya.
“Butuh tumpangan?”
suara asing itu cukup mengagetkan merilyn.
“A-u...”
kata-katanya terhenti, menatap orang yang lebih tinggi 8 cm itu darinya.
“Butuh tumpangan?”
ulangnya lagi, kini ia sedikit memajukan tangannya agar payung berwarna bening
itu turut melindungi sang gadis yang hanya berdiam diri.
“T-tidak u-usah
re-repot-repot..” ucap merilyn dengan tergagap, kedua tangan mungilnya memegang
pipinya yang memerah.
“Ahh..” terdengar
helaan nafas berat dari cowok itu, tangannya yang kokoh menarik lembut tangan
merilyn.membuat Merilyn Masuk kedalam dunia yang diciptakan dibawah payung
bening itu. Butiran-butiran air yang berjatuhan diantara mereka berdua tak
terlihat lagi dipandangan merilyn, karena penglihatan matanya hanya menatap
wajah teduh milik King. Merilyn tak mendengarkan kerasnya deruh air hujan yang
berjatuhan,karena ia hanya mau mendengarkan suara barithon king.
“Maaf saja, tapi aku
tidak suka penolakan.” Ucap King datar.
Sepanjang perjalanan, Merilyn tak bisa lagi
membedakan antara cerah dan hujan, ketika bahu King bersentuhan dengan bahunya
, ketika tangannya tak sengaja menyentuh jemari panjang King. Merilyn tak bisa
... lagi.. “King akan selalu membuatnya jatuh cinta, yah ..sejak dulu..”
ucapnya dalam hati. Sejak masa MOS, Ketika King membantunya dari kerjaan usil
kakak kelas. Merilyn menganggap king adalah Sesuatu yang sangat berharga.
“Aku harap Hari ini cerah..” Ucap merilyn
yang tertunduk lesu dibangkunya.
“Ha? Tumben banget
lo mer..” felis masang TAMPANG CURIGANYA.
“ehehe gak, kan
bosan aja kalo tiap hari ujan.” Ujar Merilyn dengan gugup.
“Hoo, tapi sayang
banget Mer, menurut ramalan cuaca hari.. siaang ntar bakal hujan.” Jelas felis.
“Humm..” gumam
merilyn.
Merilyn mengeluarkan sebuah payung mungil
berwarna violet dari tasnya. Untung aja dia udah siap bawa payung dari rumah
seperti kata Felis hujan deras mengguyur bogor hari ini. Saat hendak melangkah
kan kakinya keluar dari pekarangan sekolah. Pandangan matanya terhenti pada
bayangan King yang berteduh dibawah pohon akasia tepat didepan sekolahnya.
“Apakah King Lupa
bawa payung? Aneh..” Gumam merilyn dengan suara yang kecil.
Saat pandangan
matanya kembali focus pada King, tatapan mata Coklat King menenghujam mata Onyx
milik merilyn. Lutut Merilyn terasa Lemas sekarang.
Oh Tuhan apa yang
harus kulakukan?.
Mengumpulkan semua keberanian dari sum-sum
tulangnya. Merilyn melangkahkan kakin’ya kearah King. Menelan ludahnya dan kembali
menatap King.
“Anu.. butuh
tumpangan?” tanyanya.
King menaikkan sudut
bibirnya keatas,
“Apakah kau
berbicara denganku?” Tanya King.
Merilyn hanya
mengangguk kan kepalanya.
Tak ada tanggapan
ataupun reaksi dari King. Berfikir bahwa King menolak tawaran baiknya. Merilyn
membalikkan badannya kembali melangkah namun untuk kedua kalinya langkah
Merilyn kembali Berhenti. Melihat tangan king yang menahan pergelangan
tangannya.Merilyn menatap bingung King. “apa yang dia lakukan?” batinnya
bertanya.
“Maaf, tadi kau yang
menawariku kan? Kenapa malah meninggalkan ku?” Tanya King.
Merilyn terlihat
gugup.
“M-maaf.. aku pikir
kau tadi..” belum sempat menyelesaikan kata-katanya. King merebut payung
berwarna Violet yang ada digenggamannya. Saat
itu Merilyn mencium aroma mint yang menguar dari tubuh King. Tanda bahwa
King tengah berada sangat dekat dari merilyn.
“Aku harap kau tak
meninggalkan ku lagi.” King menggenggam tangan merilyn. Menariknya dan berjalan
beriringan dengan Merilyn.
“Eh?”
Sepanjang perjalanan pulang, Baik King
ataupun Merilyn tak ada yang membuka topic pembicaraan. Mereka merdua tak
merasa keberatan dengan keheningan ini. Keheningan ini justru sangat
menyenangkan. Sampai Merilyn merasakan hilangnya kehangatan yang menyelimuti
tangannya lenyap,
“Mer, “ suara king
terdengar.
“Hmn ya? Umn king...Kamu
mau pulang hujan-hujanan?” Tanya Merilyn to
the point.
King hanya
menjawabnya dengan seulas senyum. King melangkah keluar dari bawah naungan
payung Violet itu.
“Mer.. ada hal yang
mau kukatakan..” Suara King teredam Oleh derasnya hujan.
“Apa?” Tanya Merilyn
dengan suara yang keras.
“A...ku.... .... kamu..... dulu!” King berlari semakin
menjauh dari Merilyn.Merilyn mengerutkan alisnya, mencoba mempertajam
pendengarannya.
“Apa yang kau katakan??”
“Aku... ....
kamu...” Ulang King.
“Maaf, tapi aku ga
denger apa yang-?” King berlari mendekati Merilyn, tangannya menarik merilyn
sehingga payung violetnya terlempar begitu saja. King memajukan dirinya tepat
ditelinga Merilyn . membisikkan satu kalimat. Yang membuat Merilyn membeku.
“Kamu..” ucap
merilyn tak percaya.
“Ya. Sejak dulu..”
King menggenggam tangan merilyn erat.
Merilyn tersenyum
lembut memandang mata coklat King yang memancarkan ketulusan itu.
“Mungkin ini
akan menjadi musim hujan YANG PALING terindah yang pernah dilewati oleh Merilyn
bukan saja untuk merilyn tapi juga untuk King. Disaat King membisikkan satu
kalimat dibawah derasnya Hujan. Merilyn merasakan kehangatan yang tidak hanya
ia dapatkan ketika King menggenggam tangannya tapi juga kehangatan yang
menyebar dan masuk kedalam ruang hatinya.”
“Aku suka kamu sejak
dulu.”
Fin. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar