Jumat, 31 Januari 2014

HERE TO STAY



   
#HAPPY READING :)


 

    Eiryl tersenyum lembut. Jari-jarinya yang panjang memainkan ujung pena. Beberapa detik kemudian ia menarik nafas panjang, pandangan matanya jatuh kepada lelaki berambut spike yang duduk tepat disampingnya.

“Veo, kau menunggu-ku lagi?” Tanya Eiryl dengan lembut.
Lelaki itu tersenyum dan mengangguk. Senyuman lembut yang mampu membuat Eiryl kembali jatuh cinta kepada-nya. Ntah untuk ke-berapa kalinya.

“maaf, tapi aku harus menyelesaikan cerita yang 1 ini. Deadline ku sebentar lagi.”

   Eirissa Qiranaf. Mahasiswi jurusan sastra Inggris semester 3 yang saat ini berusia 18 tahun ini juga merupakan seorang novelis. Menulis adalah bagian dari hidup, tujuan dan minatnya.
Eirissa yang akrab dipanggil Eiryl ini sangat beruntung memiliki Veo sebagai kekasihnya. Mahasiswa jurusan kedokteran yang 1 tingkat diatasnya. Veo yang sangat memahami hobi dan tingkah laku Eiryl sangat membuatnya nyaman.

Tik… tik..tik..




Tik..tik…tik…tik…tik..

Saat yakin dengan apa yang ia dengar. Eiryl memutar pandangannya 45 derajat menghadap jendela yang terbuka. Rintik-rintik hujan mulai berjatuhan dari atas langit. Suasana yang sepi dan sedikit mencekam membuat Eiryl merasakan bahwa langit sedang murung. Murung akan satu keanehan yang saat ini terjadi di bumi.

“Veo… sekarang mending kita pulang deh!” Eiryl membereskan laptop dan buku-bukunya. 

Sedangkan Veo hanya menatap Eiryl dan tersenyum sedih.

….
Eiryl terdiam. Ia juga  merasakan 1 keanehan akhir-akhir ini.

‘kenapa Veo jadi pendiam seperti ini?’
‘kemana senyum hangat yang dulu selalu ada untuknya?’

Bahkan ketika, jemari Veo menyentuh dan menggamit tangan Eiryl. Yang ia rasakan hanyalah rasa dingin yang menusuk. Seolah-olah tubuh Veo bukan menjadi milik dunia ini lagi.


#…here to stay with you.. once again, I just wanna tell you.. I love you so badly my princess.. and good bye.


“Eiryl sayang, dari mana kamu nak?” mama Eiryl menyambut lembut kepulangan anak perempuannya.

“dari kampus ma..” Eiryl menjawabnya tenang.

“bukannya hari ini, jam kampus kamu hanya sampai jam 12 ? sekarang sudah jam 6 lho sayang..” tegur mama Eiryl dengan lembut.

“Maaf deh ma, tadi Eiryl lagi ngerjain deadline novel. Ditemenin ma Veo koq…” Eiryl melepaskan sepasang sepatu berwarna violet yang menjadi kesayangannya selama ini, dengan terburu-buru ia menaiki anak tangga menuju kamarnya.
“maa.. eiryl mau ngurung diri di kamar yah? Lagi pusing mikirin deadline…”

Mama Eiryl yang baru tersadar. Segera membuka mulutnya untuk bersuara.
“Ei..kamu sama Veo? Veo siapa?!” Tanya Mama eiryl dengan tegang.

“Bukannya Veo sudah..” sebelum Mama eiryl menyelesaikan kalimatnya. Beliau tersadar, mungkin anak gadisnya masih berduka atas kekasihnya.


#I feel the distance … honestly, that’s hurts.. but I’ll always love you until the last day..


   Didalam kamarnya yang didominasi dengan warna Hijau emerald itu, Eiryl terbaring lemah. Pikirannya penat, ia memejamkan matanya rapat. Seakan-akan ada bagian dari keping-keping ingatannya yang hilang. 

Ugh-! Rasanya… Eiryl melupakannya. Mungkin kah ia pernah mengalami amnesia?
Tidak-! Lebih tepatnya dirinya sendiri lah yang memaksa untuk melupakan dan menghapus keping ingatan itu. Tapi kini ia justru merasa sangat penasaran. Kepalanya berdenyut. Yang ia ingat hanyalah…

Veo…berita…tangisan..!!

“uhh..” Eiryl mengerang kesakitan sembari memegang  kepalanya. Semakin ia berusaha untuk mengingatnya, semakin ia merasa menderita.

Sebuah ingatan yang sangat menyakitkan.
Jantungnya berdenyut. Denyut yang membuatnya sedikit nyeri…
tanpa  sadar air mata membasahi kedua pipinya. Ia merasakan perasaan “frustasi akibat kehilangan”
Tapi apa?!

#I never felt this empty before, and if I ever need someone to come along.. who’s gonna  comfort me and keep me strong??

   Kenyataan itu memang terkadang menyakitkan, namun bukankah lebih menyakitkan apabila kita lari dari kenyataan dan melupakan hal yang penting dalam hidup kita? Melupakan semua kenangan dan orang-orang yang sangat berharga…

Di cafeteria , kampus. Eiryl duduk termenung sampai sebuah tepukan dipunggungnya mengagetkannya.

“ah-!”

“Yo, ei ! keliatannya lo udah sehat yah?” sapa suara khas perempuan itu.

“Kirara!! Yaampun apa kabar? Udah lama banget gak ketemu.” Eiryl  langsung bangkit ketika menatap wajah cantik sahabat-nya yang lama ia tidak temui.

“ha? Lama gimana?! Perasaan baru 2 minggu lalu kita ketemu!” tegur Kirara. 

‘2 minggu lalu…? Kapan..?’ Tanya Eiryl dalam hati.

“maaf nih Ra, bukan bermaksud untuk melupakan. Cuman kita ketemu dimana?”

“. . . . .” kirara terdiam. Mimik wajahnya berubah tegang, “ei, jangan bilang kamu udah lupa..?”

Eiryl membeku. Matanya terlihat sayu. Ntah kenapa ia merasakan ketakutan yang luar biasa menggerogoti hatinya.
“a-a-apa?”

“kita ketemu di acara pemakaman Veo.”

# Please..forget about me . please stop loving me. Please … I cant again. I cant to leave you alone in this world

Kirara gemetar, bahkan sejak 10 menit yang lalu saat Eiryl meninggalkannya. A-apa semuanya masuk akal ? disaat orang itu telah meninggal 2 minggu yang lalu namun masih sempat menemanimu kemarin. Apa masuk akal.. bertemu dengan orang yang telah tiada? A-apa ini…

Kirara lemas.

“Ei…sebegitu cintanya Veo ma kamu. Sampai ia rela menembus batas waktu-nya sendiri.”

# Do you still love me, right? So, why?!!

   Eiryl dengan tergesa-gesa berjalan menuju gedung kedokteran. Suhu badannya tak menentu dengan tenaga yang ia miliki. Ia berlari masuk ke kelas Mata kuliah Veo saat ini. Tangannya pun mengambil handphone mungil yang ada disakunya.

Dengan secepat kilat, ia menghubungi Veo.

INI PASTI BOHONG!!!! GA MUNGKIN!! MEREKA SEMUA PADA ISENG PASTI!!!! Seru Eiryl membantin.

“tuutt.. tuuut…tuut”

“tuutt… tuut…tutt”’

Ve…Veo..please angkat…”  air mata sudah berjatuhan dari pelupuk mata Eiryl. Saat ia sampai didepan kelas Veo sekarang.

Ia kembali menelfonnya.
“tuut..tuutt..”

Eiryl membulatkan matanya. Ia mendengar nada dering yang sngat ia hafal. Nada dering milik Veo. Tuh kan! Dia hanya dikerjain.

“halo..” jawab seseorang diujung sana.

“Ve… Veo?!! Aku lagi ada didepen kelas ,mu sekarang..”

“jangan masuk..” sahut suara itu dingin.

“Ve… kamu kenapa?! Aku masuk yah..”

“Ei…ada yang mau kukatakan”

“a-apa?! Kamu bilang aja langsung…”

“gak bisa.” …. “aku mau bilang, walaupun didunia ini kamu menjalani hidup tanpa diriku, tapi kumohon tetaplah maju dan tegar. Karena aku selalu, mencintaimu.. lupakan aku dan bukalah lembaran hidupmu bersama orang lain. Aku akan sangat bahagia jika kau lakukan itu. Eiryl, aku ga punya banyak waktu lagi yang ingin kukatakan you are the best woman ever I know.. I love you so much then.. good bye sweety..”

“…Tuuut..tuuutt..” sambungan terputus.

Eiryl gemetar, air mata tak berhenti turun dari pelupuk matanya.
“pembohong!!!!!” Ei masuk ke kelas Veo dan tidak menemukan siapa-siapa disana…padahal tadi suaranya..terdengar begitu dekat.

v-veo…..

# today is the last day.. even I know, I cannot say that I love you too
Good bye my prince..
Rest in peace… :’)

Eiryl mengingatnya, veo meninggal 2 minggu yang lalu akibat kecelakaan mobil yang ia alami.
Walaupun ia tau bahwa ia tak bisa bersama eiryl lagi untuk selamanya…
Tetapi eiryl tau, hati dan doanya akan selalu menyertai.
Disini, kisahku berakhir dan dimulai lagi.
Disini, aku melukiskan betapa sakitnya kehilangan orang yang kita cintai.
Disini, aku harap…




Kamu bahagia melihatku yang dapat tersenyum walau tanpa dirimu, veo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar