#HAPPY READING :)
Eiryl tersenyum
lembut. Jari-jarinya yang panjang memainkan ujung pena. Beberapa detik kemudian
ia menarik nafas panjang, pandangan matanya jatuh kepada lelaki berambut spike
yang duduk tepat disampingnya.
“Veo, kau menunggu-ku lagi?” Tanya Eiryl dengan lembut.
Lelaki itu tersenyum dan mengangguk. Senyuman lembut yang
mampu membuat Eiryl kembali jatuh cinta kepada-nya. Ntah untuk ke-berapa
kalinya.
“maaf, tapi aku harus menyelesaikan cerita yang 1 ini.
Deadline ku sebentar lagi.”
Eirissa Qiranaf.
Mahasiswi jurusan sastra Inggris semester 3 yang saat ini berusia 18 tahun ini
juga merupakan seorang novelis. Menulis adalah bagian dari hidup, tujuan dan
minatnya.
Eirissa yang akrab dipanggil Eiryl ini sangat beruntung
memiliki Veo sebagai kekasihnya. Mahasiswa jurusan kedokteran yang 1 tingkat
diatasnya. Veo yang sangat memahami hobi dan tingkah laku Eiryl sangat
membuatnya nyaman.
Tik… tik..tik..
Tik..tik…tik…tik…tik..
Saat yakin dengan apa yang ia dengar. Eiryl memutar
pandangannya 45 derajat menghadap jendela yang terbuka. Rintik-rintik hujan
mulai berjatuhan dari atas langit. Suasana yang sepi dan sedikit mencekam
membuat Eiryl merasakan bahwa langit sedang murung. Murung akan satu keanehan
yang saat ini terjadi di bumi.
“Veo… sekarang mending kita pulang deh!” Eiryl
membereskan laptop dan buku-bukunya.
Sedangkan Veo hanya menatap Eiryl dan
tersenyum sedih.
….
Eiryl terdiam. Ia juga
merasakan 1 keanehan akhir-akhir ini.
‘kenapa Veo jadi pendiam seperti ini?’
‘kemana senyum hangat yang dulu selalu ada untuknya?’
Bahkan ketika, jemari Veo menyentuh dan menggamit tangan
Eiryl. Yang ia rasakan hanyalah rasa dingin yang menusuk. Seolah-olah tubuh Veo
bukan menjadi milik dunia ini lagi.
#…here
to stay with you.. once again, I just wanna tell you.. I love you so badly my
princess.. and good bye.
“Eiryl sayang, dari mana kamu nak?” mama Eiryl menyambut
lembut kepulangan anak perempuannya.
“dari kampus ma..” Eiryl menjawabnya tenang.
“bukannya hari ini, jam kampus kamu hanya sampai jam 12 ?
sekarang sudah jam 6 lho sayang..” tegur mama Eiryl dengan lembut.
“Maaf deh ma, tadi Eiryl lagi ngerjain deadline novel.
Ditemenin ma Veo koq…” Eiryl melepaskan sepasang sepatu berwarna violet yang
menjadi kesayangannya selama ini, dengan terburu-buru ia menaiki anak tangga
menuju kamarnya.
“maa.. eiryl mau ngurung diri di kamar yah? Lagi pusing
mikirin deadline…”
Mama Eiryl yang baru tersadar. Segera membuka mulutnya
untuk bersuara.
“Ei..kamu sama Veo? Veo siapa?!” Tanya Mama eiryl dengan
tegang.
“Bukannya Veo sudah..” sebelum Mama eiryl menyelesaikan
kalimatnya. Beliau tersadar, mungkin anak gadisnya masih berduka atas
kekasihnya.
#I
feel the distance … honestly, that’s hurts.. but I’ll always love you until the
last day..
Didalam kamarnya yang didominasi dengan warna Hijau
emerald itu, Eiryl terbaring lemah. Pikirannya penat, ia memejamkan matanya
rapat. Seakan-akan ada bagian dari keping-keping ingatannya yang hilang.
Ugh-! Rasanya… Eiryl melupakannya. Mungkin kah ia pernah
mengalami amnesia?
Tidak-! Lebih tepatnya dirinya sendiri lah yang memaksa
untuk melupakan dan menghapus keping ingatan itu. Tapi kini ia justru merasa
sangat penasaran. Kepalanya berdenyut. Yang ia ingat hanyalah…
Veo…berita…tangisan..!!
“uhh..” Eiryl mengerang kesakitan sembari memegang kepalanya. Semakin ia berusaha untuk mengingatnya, semakin ia merasa menderita.
“uhh..” Eiryl mengerang kesakitan sembari memegang kepalanya. Semakin ia berusaha untuk mengingatnya, semakin ia merasa menderita.
Sebuah ingatan yang sangat menyakitkan.
Jantungnya berdenyut. Denyut yang membuatnya sedikit
nyeri…
tanpa sadar air mata membasahi kedua pipinya. Ia merasakan perasaan “frustasi akibat kehilangan”
tanpa sadar air mata membasahi kedua pipinya. Ia merasakan perasaan “frustasi akibat kehilangan”
Tapi apa?!
#I
never felt this empty before, and if I ever need someone to come along.. who’s
gonna comfort me and keep me strong??
Kenyataan itu memang terkadang menyakitkan, namun
bukankah lebih menyakitkan apabila kita lari dari kenyataan dan melupakan hal
yang penting dalam hidup kita? Melupakan semua kenangan dan orang-orang yang
sangat berharga…
Di cafeteria , kampus. Eiryl
duduk termenung sampai sebuah tepukan dipunggungnya mengagetkannya.
“ah-!”
“Yo, ei ! keliatannya lo
udah sehat yah?” sapa suara khas perempuan itu.
“Kirara!! Yaampun apa kabar?
Udah lama banget gak ketemu.” Eiryl
langsung bangkit ketika menatap wajah cantik sahabat-nya yang lama ia
tidak temui.
“ha? Lama gimana?! Perasaan
baru 2 minggu lalu kita ketemu!” tegur Kirara.
‘2 minggu lalu…? Kapan..?’
Tanya Eiryl dalam hati.
“maaf nih Ra, bukan
bermaksud untuk melupakan. Cuman kita ketemu dimana?”
“. . . . .” kirara terdiam.
Mimik wajahnya berubah tegang, “ei, jangan bilang kamu udah lupa..?”
Eiryl membeku. Matanya
terlihat sayu. Ntah kenapa ia merasakan ketakutan yang luar biasa menggerogoti
hatinya.
“a-a-apa?”
“kita ketemu di acara
pemakaman Veo.”
# Please..forget about me .
please stop loving me. Please … I cant again. I cant to leave you alone in this
world
Kirara
gemetar, bahkan sejak 10 menit yang lalu saat Eiryl meninggalkannya. A-apa
semuanya masuk akal ? disaat orang itu telah meninggal 2 minggu yang lalu namun
masih sempat menemanimu kemarin. Apa masuk akal.. bertemu dengan orang yang
telah tiada? A-apa ini…
Kirara lemas.
“Ei…sebegitu cintanya Veo ma
kamu. Sampai ia rela menembus batas waktu-nya sendiri.”
# Do you still love me,
right? So, why?!!
Eiryl dengan tergesa-gesa berjalan menuju
gedung kedokteran. Suhu badannya tak menentu dengan tenaga yang ia miliki. Ia
berlari masuk ke kelas Mata kuliah Veo saat ini. Tangannya pun mengambil
handphone mungil yang ada disakunya.
Dengan secepat kilat, ia
menghubungi Veo.
INI PASTI BOHONG!!!! GA
MUNGKIN!! MEREKA SEMUA PADA ISENG PASTI!!!! Seru Eiryl membantin.
“tuutt..
tuuut…tuut”
“tuutt…
tuut…tutt”’
“Ve…Veo..please
angkat…” air mata sudah berjatuhan dari
pelupuk mata Eiryl. Saat ia sampai didepan kelas Veo sekarang.
Ia kembali menelfonnya.
“tuut..tuutt..”
Eiryl membulatkan matanya.
Ia mendengar nada dering yang sngat ia hafal. Nada dering milik Veo. Tuh kan!
Dia hanya dikerjain.
“halo..”
jawab seseorang diujung sana.
“Ve… Veo?!! Aku lagi ada
didepen kelas ,mu sekarang..”
“jangan
masuk..” sahut suara itu dingin.
“Ve… kamu kenapa?! Aku masuk
yah..”
“Ei…ada
yang mau kukatakan”
“a-apa?! Kamu bilang aja
langsung…”
“gak
bisa.” …. “aku mau bilang, walaupun didunia ini kamu menjalani hidup tanpa
diriku, tapi kumohon tetaplah maju dan tegar. Karena aku selalu, mencintaimu..
lupakan aku dan bukalah lembaran hidupmu bersama orang lain. Aku akan sangat
bahagia jika kau lakukan itu. Eiryl, aku ga punya banyak waktu lagi yang ingin
kukatakan you are the best woman ever I know.. I love you so much then.. good
bye sweety..”
“…Tuuut..tuuutt..”
sambungan
terputus.
Eiryl gemetar, air mata tak
berhenti turun dari pelupuk matanya.
“pembohong!!!!!” Ei masuk ke
kelas Veo dan tidak menemukan siapa-siapa disana…padahal tadi suaranya..terdengar
begitu dekat.
v-veo…..
#
today is the last day.. even I know, I cannot say that I love you too
Good
bye my prince..
Rest
in peace… :’)
Eiryl mengingatnya, veo meninggal 2 minggu yang lalu
akibat kecelakaan mobil yang ia alami.
Walaupun ia tau bahwa ia tak bisa bersama eiryl lagi
untuk selamanya…
Tetapi eiryl tau, hati dan doanya akan selalu menyertai.
Disini, kisahku berakhir dan dimulai lagi.
Disini, aku melukiskan betapa sakitnya kehilangan orang
yang kita cintai.
Disini, aku harap…
Kamu bahagia melihatku yang dapat tersenyum walau tanpa
dirimu, veo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar