Kamis, 30 Januari 2014

SEPUCUK SURAT



SEPUCUK SURAT

   Bagaimana caraku  mendeskripsikan diriku? Yang pasti namaku “Reananda Sylviolin”. 
Orang-orang biasanya memanggilku violin. Aku duduk dibangku XI IPA-3 SMAN 07. Aku................
tidak cantik , tidak pintar, dan so pasti tidak populer. Hampir setiap hari yang kulakukan seusai sekolah adalah hanya disini! Duduk di ruang klub sastra
dan tenggelam pada Duniaku sendiri. Sampai Kak Rizaldy-ketua klub sastra- menegurku.


  “Vi,dah sore lho... gak pulang?”

Aku hanya menanggapinya dengan sebuah senyum, Lalu kubuka mulutku untuk bersuara.

  “Kak Rizaldy Duluan saja.”

  “Ya sudah.. Duluan yah!”

   Kuperhatikan sosok kak Rizaldy sampai menghilang diambang pintu. Kuberhentikan semua khayalanku Lalu kubereskan semua bukuku. Saatnya untuk pulang. Begitulah pikirku.

  “Ah- ! hp ku dimana yah??”

Aku segera memeriksa kantongku namun hasilnya nihil begitu juga didalam tasku.

  “Perasaan ... Terakhir aku pake HP Dikelas deh..” gumamku sambil berjalan memutar kearah kelas.

  Sesampainya dikelas ,aku segera memeriksa isi Laciku. Buku catatan, tempat pensil,hp dan surat...                                                                                    
Ini dia HP-ku! Tunggu........ada Surat??? Kuambil surat beramplop biru muda itu dan kubaca isinya. Serangkaian Kalimat indah dituliskan dengan Rapi dalam Nuansa surat biru yang berawan.

  “Hihi .. siapapun yang menuliskan Surat ini. Dia punya selera yang cukup bagus!” Pujiku.

   Mungkihkah ini surat cinta?? Atau apa? Daripada menebak-nebak . Kubaaca rangkaian pada kalimat pertama.

  Hai gadis pendiam yang disana...”

   Ah! Ntah mengapa jantungku berpacu dengan cepat, kucoba untuk membacanya dari awal lagi.

Hai gadis pendiam yang disana...                                                 Apa kabarmu?dan mana senyummu?? 
                                           
Taukah kau,..............? aku bertanya-tanya dalam hening...              
   Hai gadis pendiam yang disana........    

                                  
Mengapa kau termenung? Tenggelam dalam duniamu sendiri?          Bolehkah diriku yang memandangimu dari jauh.                   
Turut duduk disampingmu? Menemanimu?                                        Dan melihat senyummu............??? ”             
                                                               
   a-a! Surat apa ini? Cinta? Lamaran? Lalu siapa pengirimnya? Penggemarku? Mana mungkin! Mungkin hanya kerjaan orang iseng saja. Begitu pikirku.
Kulangkahkan kakiku menuju pintu kelas, sambil menggenggam hp dan sepucuk surat itu.



   Pagi ini sama seperti pagi-pagi biasanya. Jam 06.25 aku sudah ada didepan pintu kelas dan seperti biasa pula aku orang pertama yang hadir didalam kelas, segera kulangkahkan kakiku kearah bangkuku. Bukannya GR tapi Perasaanku mengatakan aku harus melirik ke arah laciku!

  Dan ku temukan Kembali surat itu.

Surat yang masih berwarna senada seperti kemaren sore. Biru dengan gambar Awan. Mungkin salah kirim kali yah? Tapi masa’ sih kalo salah kirim sampai 2 kali???
Kucoba baca kembali surat itu.

Pagi gadis pendiam-ku yang manis...


Pagi ini, apa kabarmu?
  -pasti kau bertanya-tanya “siapakah aku?? Orang yang mengirimkan surat ini?”
  


  Aku adalah orang yang selalu memperhatikanmu dari jauh ,memberikan sedikit perhatian itu walau tak kau sadari.
  Kuulang lagi pertanyaanku. Bolehkah aku turut duduk disampingmu? Menemanimu? Dan melihat senyummu??

 Tanpa kusadari aku tersenyum. Siapa sih orang ini? Seandainya aku dianugrahi untuk menjadi gadis yang percaya diri, mungkin aku akan menyatakan surat-surat ini dari kak Rizaldy.

  Bukankah dia satu-satunya senior dan cowok yang memperhatikanku?
Kalau boleh jujur.................

Aku menyukai kak rizaldy dari sejak masuk kelas X. Dan mungkin juga Kak rizaldy adalah faktor utamaku untuk bergabung dengan klub sastra.

  Ku masukkan kembali surat itu kedalam tasku lalu kukeluarkan buku catatanku. Mencoba fokus untuk belajar namun  aku tak dapat memungkiri hatiku sedang berbunga-bunga saat ini.


  

 Saat ini kulangkahkan kakiku menuju ruang media, tempat berkumpul anak sastra dengan semangat, Ruang Media disekolahku beradaa di lantai III dan pas banget sebelahan ma kelasnya kak rizaldy! XII-IPA2!

  Ku tolehkan kepalaku menyusuri deretan kaca jendela, sampai langkah kakiku terhenti tepat didepan ruang media.

  “Bukankah itu Kak Rizaldy?” batinku.

Kulangkahkan kakiku mendekati kak rizaldy  yang tampak fokus mengerjakan sesuatu.

“KAK....?!!” Kata-kataKu terhenti. Melihat apa yang dilakukan kak rizaldy. Menulis, fokus,tersenyum,surat itu.........biru.... berawan...... mungkihkah?!!”

“E-a.. Vi... Violin..” kulihat kegugupan yang luar biasa tergambar jelas diwajahnya yang manis.

  Tanpa sadar aku berputar, dan berlari menuruni anak tangga.tidak! aku berlari bukan karena membencinya! Hanya saja aku terlalu malu. Aku... kak Rizaldy?? Apakah ini artinya kak Rizaldy menyukaiku??? Aku tak mengerti?!

 Semuanya terasa begitu membingungkan sampai sebuah tarikan lembut menghentikan pergerakanku.

“kalau kamu berlari secepat itu.. nanti kamu bisa jatuh..”

“k-k-k-kak.. r-rizaldy.....!!”
 
Kini aku dan kak rizaldy hanya terdiam ditangga. Ah situasinya benar-benar gak enak.

“Aku tau....kamu... mungkin kaget yah?”
 
Aku memilih untuk diam.

“aku......tau.. kamu mungkin benci  terhadapku..”

“aku tidak benci, kakak........” suaraku yang kecil terdengar dipendengarannya . aku tau itu karena seulas senyum tertampang  jelas diwajahnya .

“Lalu... Apakah kau menyukaiku??”

Ha! Itu pertanyaan bodoh! Tentu saja aku aku menyukaimu sejak dulu. Namun aku hanya mampu mengangguk menjawab  pertanyaan kak rizaldy.

  Dia mendekat, mendesakku menuju dinding. Yang terjadi selanjutkan aku tak tau. Tapi aku merasakan ketika nafas hangatnya menyentuh pipiku. Lalu mendekat dan kurasa kecupan lembut menyentuh bibirku.



  Bagaimana caraku mendeskripsikan diriku? Yang pasti aku “Reananda sylviolin” . 

orang-orang biasanya memanggilku. Violin.
 Aku......... tidak  cantik, tidak pintar , so pasti tidak populer tapi satu hal yang PASTI! 


Aku punya kak rizaldy yang menyayangiku dengan tulus.............................




#SELESAI :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar