SENYUMAN TERINDAH
Alfa,menatap Langit dengan
perasaan yang Hampa . perasaan yang mengingatkannya pada “Hari itu”. Alfa
menyandarkan tubuhnya pada sebuah pohon. Mencoba menyusun kembali
memorial-memorial 8 Tahun yang Lalu.
Pohon ini.... masih tetap menjadi saksi bisu
8 tahun lalu.
Alfa
... masih tetap menjadi Alfa 8 tahun yang Lalu.
Hanya ada satu hal yang berubah ! tak ada
“dia”, gadis dengan senyuman secerah Matahari yang menghantarkan Alfa pada satu
rasa.”cinta...”
“AALLLFAAAAA!!!!” Bayu menendang bola kearah
Alfa.
Alfa dengan sigap menggiring bola kearah gawang Lawan. Bocah berusia 15
tahun itu dengan cekatan melewati pemain belakang tim lawan, dengan sekali
ancang-ancang Alfa bersiap menendang Bola daaaannnnnnn..................
“OOOOOOOOOOOOUUUUUTTTTTTTTTTTTTTTTT
!!!!!!!!!!!!” Teriak seseorang dengan gaya Ala wasit profesionaL.
“huuuu Alfa, gaya lo dah
ngalah-ngalahin christian Ronaldo tapi malah out!” teriak Bayu dengan geram.
“Bikin Malu Aja lo !” Timpal
yang lainnya.
Sedangkan Alfa? Dengan tampang enggak berdosa ia mengambil bola
di pinggir lapangan.Saat mendongakkan kepalanya ke atas. Itulah saat dimana
Alfa melihat dia ! GADIS ITU...
rambut panjangnya yang tertiup angin dan sebuah
senyuman lembut yang menghias wajahnya. Rasa panas yang membuat pipi Alfa merah
menjalari pipinya.Apalagi gadis itu sempat melambaikan tangan pada Alfa.
Oh-! Indahnya... dunia
serasa milik berdua.
“Ngapain Lo senyam-senyum
macam orang stres di sono!” Suara Bayu menghancurkan Segalanya. Ah-! ingatLah
Alfa.... Dunia bukan milikmu. Ada bayu juga...
Keesokan Harinya,saat Berada disekolah Alfa terLihat sangat
gelisah. Bayu yang merupakan teman sebangku Alfa pun hanya bisa geleng-geleng
kepala.
“Bay..” Alfa memanggiL Bayu.
“Hmn? Apaan?” Bayu menjawab
dengan perasaan ogah-ogahan.
“Lo kenal tuh Cewek gak???”
“Kenal lah...Si Yuni kan?
Yang duduk di depen kita???” Bayu menjawab dengan polosnya.
“Yeee dasar Dodol!! Kalo
yuni mah gue tau! Maksud gue.. cewek rambut panjang yang lewat dipinggir
lapangan kemaren!” Alfa terlihat sedikit Salting.
“OOOOHHH!!! Itu sih si Iren
, dia tuh tetangga gue .tapi..gue gak akrab ma dia!”
Bel pulang telah berbunyi, Alfa dengan
semangat melangkahkan kakinya menuju arah lapangan tempatnya bermain bola
kemarin. Ia duduk dibawah pohon yang rindang. Menunggu kedatangan seseorang
yang belum pasti akan datang... 1 jam.. 2 jam... 3 jam... ia menunggu..hampir
merasa putus asa. Alfa bangkit dari duduknya . berjalan perlahan namun...
“Hei” Suara feminim itu
menghentikan langkah Alfa,
“oh...emmn... Ada apa?” Alfa
menggaruk pipinya yang tak gatal.
“kamu.. yang kemarin bermain
bola kan??” gadis itu tersenyum.
Alfa hanya menganggukkan
kepala.
Hari itu untuk pertama kalinya Alfa
berbicara dengan Iren.Semenjak itu pula Semuanya terasa begitu cepat, tak
terasa sudah Hampir 1 minggu Alfa selalu menyempatkan diri bertemu iren Dan
hari ini Berbeda dengan hari-hari
sebelumnya , tak ada mentari yang menemani setiap langkah Alfa yang ada
hanyalah tiupan angin dingin dan Langit yang Kelam.
Sesampainya di lapangan, ia tak menemukan
sosok iren. Ia memutuskan untuk menunggi iren....
“Oh Tuhan.. kemana kah
iren?” Alfa memandang butir-butir air yang mulai berjatuhan dari atas langit.
Putus asa. Ya putus Asa!! Sudah hampir 5 jam
Alfa menunggu di tengah derasnya hujan namun sosok yang ia tunggu tak datang
dan mungkin tak akan pernah datang lagi...
Alfa mendesah panjang. Rasanya benar-benar
Lelah kembali mengingat kejadian 8 tahun yang lalu itu, Setelah hari itu Alfa
menutup hatinya rapat-rapat pada cinta yang lain karena ia percaya bahwa Iren
pasti kembali.
“Hei” sebuah suara feminim terdengar. Alfa
membulatkan kedua matanya tak percaya. Suara ini... mungkinkah hanya imajinasinya??
“Hei, Alfa..” kali ini suara
itu terdengar lebih nyata. Alfa mengalihkan pandangannya pada sumber Suara
tersebut.
“I-i-iren...” suara Alfa
tercekat. Beribu banyak pertanyaan yang ingin Alfa tanyakan pada sosok wanita
dewasa di hadapannya.
“apakah kau menungguku
selama ini?” tanya iren. Tak ada yang berubah dari iren, senyumnya, rambutnya,
suaranya .. Alfa begitu lega melihatnya.
“Ya. Aku telah menunggumu
selama ini.”
Alfa kini tak harus merasakan kehampaan yang
luar biasa, kini ia tak perlu menutup hatinya rapat-rapat lagi karena orang
yang telah memegang kunci hatinya telah kembali. Alfa tak percaya cinta pertama
8 tahun yang lalu merupakan cinta terakhirnya saat ini. Semua berawal dan
berakhir disini. Tak ada yang berubah... Lapangan, pohon itu, Alfa ataupun
Gadis dengan Senyuman secerah matahari yang menghantarkannya pada rasa cinta.
#SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar