1
nama.Gevanya Oktavia. Siapa sih yang gak
kenal sama Gevanya Oktavia di SMU harta jaksa?? Cewek berambut pendek dan
berlesung pipi ini merupakan kapten tim futsal cewek disekolahnya. Gayanya yang
tomboy dan sikapnya yang sangat friendly itu , ngebuat cewek kelahiran 19
Agustus ini cukup popular dan eksis disekolahnya.
Geva-panggilan
akrab gadis manis ini- berjalan menyusuri koridor sekolahnya dengan langkah
riang. Baju kebanggaan tim futsal bernomor punggung 4 itu masih melekat dibadannya,
“Hai,
kak Geva!” sapa seorang adik kelas kepadanya.
“oh
hai juga dek!” ucap Geva dengan ceria.
“ohya
kak! Tadi ada panggilan dari pak Bambang lho!”
Mendengar
perkataan dari juniornya, membuat Geva terdiam sejenak. Memory-memory dalam
otaknya memutar suatu kejadian. Kejadian yang membuatnya merasa berada didalam
kawasan siaga 3.
“Astaga!!!
Gue lupa kumpul PR!!!!!!!!!!!!!”
***
Geva
itu emang tomboy! Tapi tetep aja dia itu cewek. Yang mau dibilang cantik.. yang
mau selalu di perhatikan dan dingertiin. Tapi masalahnya ada gak sih cowok yang
tahan dengan sikap Geva yang … -well- lebih “manly” dibanding cowok itu
sendiri?
Sekali
lagi… ditekankan! Geva itu emang tomboy! Tapi tetep aja dia itu cewek, yang
punya 1 2 rahasia dalam hidupnya. Contohnya saja… rahasia kalo dia itu Menyukai
dan ngefans berat sama Revy. Revy Friza Laksana.
Kira-kira
cowok sekece dan semacho apa sih? Yang mampu membuat seorang Geva bertekuk
lutut. Eits-stop! Jangan salah sangka dulu.
Revy
Friza Laksana. Lahir 23 Januari. Tinggi badan 173 cm. berat 63 kg. 17 tahun.
Golongan darah AB. Putra sulung dari pasangan Tn.Samudra Laksana dan Ny.Cahya
Gayatri , serta kakak dari Tyas Qarolina dan Yunina Arinny ini bukanlah tipe
cowok atletik yang jago maen basket atau futsal seperti Geva. Bukan juga cowok
Yang jago bela diri dan kick boxing. Dan bukan cowok yang berbadan six pack
serta membawa motor besar kemana-mana…
Revy
itu adalah cowok Kalem dan berkaca mata. Cowok pecinta damai dan buku. Seorang
penjaga perpustakaan . dan seorang cowok baik hati yang membuat Geva takluk.
Bahkan…
Untuk mendapatkan dia. Geva rela untuk menjadi stalker ataupun The Biggest fan
of him.
Well~
Pantas
saja orang dulu pada bilang “cinta itu buta”
***
Pagi
ini. SMU Harta Jaksa masih terlihat sangat Sepi, dari kejauhan Seorang cowok
berkacamata dan berambut spike berjalan melewati koridor kelas XI dengan
membawa sebuah buku saku kecil ditangan kanannya.
Revy
–nama cowok itu- memang sangatlah menyukai buku. Menurutnya tanpa menjelajahi dan mengelilingi
seluruh dunia, dengan buku kita bisa mengetahui apa saja yang ada dan terjadi
diseluruh dunia ini.
Sesampainya
ia dikelas , Ia mengangkat alisnya dengan bingung. Lagi-lagi dan seperti
hari-hari sebelumnya… ia menemukan sebuah kertas berwarna ungu lavender diatas
mejanya, disamping kertas itu terdapat satu buah permen rasa blueberry.
Dengan
perasaan yang sangat sukar dijelaskan. Ia mengambil selembar kertas itu dan
membaca huruf-huruf yang tertera diatasnya.
“Good Morning My Prince,
Well, today.. I just wanna say
Have a nice day!
Ur Stalker “
Setelah membaca tulisan itu, ia melipat kertas
berwarna lavender itu dan meletakannya didalam tas. Sebuah senyum tersungging
dibibirnya.
“orang
aneh…” desisnya pelan.
***
Seorang gadis
berambut panjang berlari menyusuri sudut kantin, ia baru berhenti sesaat
pandangan matanya bertemu dengan objek yang dicarinya,
“Heii!! Gevaa!!!”
Serunya sembari menepuk pundak gadis itu.
Geva yang baru saja
menikmati tegukan es tehnya, langsung tersedak.
“Ukh!! Azela!! Apaan
sih lo? Bikin gue jantungan aje!” Dengusnya manyun.
“maaf deh~!” Ucap
Gadis bernama Azela itu dengan wajah yang imut. Azela lalu merapatkan tubuhnya
ke Geva dan membisikkan sesuatu
“pagi ini , lo
nguntit Revy lagi yah?”
Geva yang
mendengarkan perkataan sahabat dekatnya itupun, membulatkan matanya lebar .
“WHAT THE-?! Nguntit?! Ga keren amat! Gue itu cuman nge stalk doang !!” Geva
membela diri.
“Yaelah, Va! Mau
nguntit atau nge stalk kan sama aja! Sama-sama ngikutin orang!!” Ucap Azela
sembari mengibaskan rambut panjangnya.
“ermnh..well, iya
juga sih. Betewe, lo tau darimana?” ucap Geva sembari mengaduk minumannya.
“Ohmy-! Jangan bilang kalo selama ini elo nge stalk gue? Atau elo nge fans ma
gue? Tapi Zela~ kita kan udah jadi sahabat! Elo ga perlu sungkan gitu ma
gueeeeeeeee!!!!” Ucap Geva dengan narsisnya.
“dih.. please deh!!
Tadi pagi, pas gue baru mau masuk kelas gue ngeliat Revy senyum-senyum gak
jelas gitu. Awalnya sih.. gue udah siap ngeluarin Hp mau nelfon petugas rumah
sakit jiwa pas gue liat dia megang kertas warna lavender.gue langsung connect..
ulah elo pasti!” jelas Azela panjang lebar.
“jahat banget! Lo
kira dia ada tanda-tanda gila gitu selama ini?!” tandas Geva.
Mendengar argument
Geva membuat Azela menghela nafas panjang. “yelah.. kan cuman buat jaga-jaga
non! Takutnya karena dia kelamaan bergaul ma buku doang jadinya .. depresi
gitu!” Tutur Azela asal.
“Rese’ dehh…” sungut
Geva.
“lagian..lo nya juga
sih! Apa sih yang ngebuat seorang Gevanya Oktavia sampai jatuh hati sama cowok
super biasa kayak Revy?” Tanya Azela bingung.
“well~terkadang hanya
dengan kebaikan hati seseorang cukup mampu untuk meluluh lantakkan hatimu” Geva
tersenyum, pancaran matanya begitu lembut ia lalu bangkit berdiri dan menarik
tangan Azela . “Yuk ah, bentar lagi bel.”
***
Bel jam istirahat kedua
baru saja berbunyi, dengan secepat kilat Geva berlari kearah lantai 3 , ujung
koridor ke-2. Dimana sebuah ruangan berlabel “Perpustakaan” berada. Sebelum
memasuki ruangan itu, Geva mengambil cermin kecil dalam sakunya dan merapikan
rambutnya setelah itu ia merapikan seragamnya, berdehem 1 x.. dan melangkah
penuh dengan percaya diri.
Didalam ruangan itu,
Geva sangat yakin bahwa ia telah “masuk ke dimensi lain” . bagaimana tidak?
Ruangan yang dipenuhi oleh rak-rak buku dan ber-AC itu terisi oleh orang-orang
yang membaca buku .. oke-wajar saja!
Tapi bukunya itu lhoo.. yang bikin Geva gak tahan ngeliatnya!!
“Tebel bangettt!”
ucap Geva tanpa sadar.
Geva yang terlalu
sibuk memperhatikan orang-orang yang membaca buku, tidak menyadari seseorang
yang menepuk pundaknya dari belakang.
“hei!” sapa suara
cowok yang terdengar sangat maskulin itu.
Ketika Geva hendak
memarahi orang tersebut, suaranya seakan-akan telah tertinggal didasar
tenggorokannya, jantungnya berpacu dengan cepat dan ada banyak perasaan yang
sangat susah untuk dijelaskan bercampur menjadi satu.
Oh ..indahnya cinta!
#ssah jadul amat
“o-ah? Eh… i-itu ..”
ucap Geva gagap sanking gugupnya.
“ups. Sorry.. apa gue
ngagetin elo sampe segitunya.” Ucap Revy dengan meringis.
“B-bukan…. T-tapi lo
tau g-gue? Maksud gue.. lo kenal ma gue?” Ucap Geva dengan suara yang sangat
kecil.
“Gevanya Oktavia kan?
Yaiyalah, kenal!” Revy mencoba menahan senyumnya namun sangat sulit dilakukan.
“gue ngefans ma elo kali..”
Mendengar penuturan
Revy seketika membuat isi kepala Geva kosong..
‘ohmyagod! Dia tau
gue! Dia bilang ngefans ma gue! Ohmygod! Dia ngefans ma gue! Dia…
ohmygoooooooddddddddddddddddd!!!!’ eluh Geva dalam hati.
“well, tumben lo ke
perpus, mau nyari buku?”
Mendengar suara Revy
, secara magis nya membuat Geva mengangguk dengan auto mode.
“buku tentang…..?”
“Cinta..” ucap Geva
dengan hati yang berdebar.
Mendengar jawaban
Geva , Revy secara otomatis menautkan kedua alisnya. Pipinya terasa panas namun
suasana kembali menyadarkan dirinya.
“o-oh, maksud lo lagi nyari novel Romance
gitu?”
Ntahlah, ntah datang dari mana namun perasaan
kecewa memenuhi setiap sudut hatinya.
“kalo mau nyari novel, lo bisa nemu dirak
sudut bagian sana” jelas Revy dengan singkat.
“oh.. okay. Thanks !”
Geva berjalan menuju rak yang ditunjuk oleh
Revy sedari tadi. Wajahnya kusut dan sedikit cemberut mungkin akibat gerakannya
yang tidak ikhlas itu, permen-permen yang ada disaku roknya berjatuhan
dilantai.
Revy yang sedari tadi masih memperhatikan
geva, berlari kearah gadis itu dan membantunya memungut permen-permen yang
berjatuhan dilantai.
“eh…? Kayaknya gue pernah liat..” ucap Revy
dengan wajah serius. Tangan kirinya mengambil sebuah permen disaku bajunya,
dan..
“sama..? Ge..” belum sempat Revy
menyelesaikan kalimatnya, Geva berlari kearah pintu keluar dan membantingnya
keras.
‘Gue ketahuan.’
***
Sudah
berminggu-minggu setelah kejadian itu, Geva menjauhi Revy. Bahkan ketika mereka
berdua secara tidak sengaja bertemu di koridor sekolah. Please jangan Tanya
kenapa?
Karena jawabannya
sangat jelas. Revy pasti nganggap geva itu cewek aneh, freak, stalker, agresif
dan aaakkrrrgggg!! Memikirkannya saja sudah membuat Geva malu berat.
Tapi geva tau,, ia
harus menyelesaikan masalah gak jelas ini biar menjadi jelas. Gak peduli gimana
tanggapan revy nantinya yang ia tau jelas cuman 1 hal –Life must Go on!!
Revy duduk termenung dibawah pohon
cemarah yang tumbuh subur disamping
laboratorium fisika. Tangannya menggenggam sebuah kertas berwarna lavender
berbentuk hati yang jujur saja-sangat ia rindukan.
Matanya mengamati huruf-huruf yang tertera
diatas kertas itu.
“can I ask
you about something..?
Please come to the in front of lab.
Ur stalker “
“hai vy…” sapa Geva
dengan sangat pelan.
Dengan sangat
perlahan angin bertiup menghembuskan pakaian Geva. Geva terdiam menatap Langit.
Menyiapkan hatinya untuk berbicara… namun ternyata revy mengambil inisiatif nya
duluan .
“ge… gue ada salah
yah?” ucap Revy dengan nada yang membuat dada Geva berdebar sakit. Oh tuhan…
“b-bukan! Bukan elo !
tapi gue.. lo udah tau kan? Gue itu aneh… agresif.. stalker!! Gue tau lo pasti
illfeel ma gue. Tapi gue emang suka banget ma lo. Sukaaaaa… walau gue tau ,
tipe cewek lo ga mungkin kayak gue ini. Tapi….” Ucap Geva dengan membabi buta.
“tapi gue mau MINTA MAAF! MAAAAAAFFFFFFFFFFFFFF!!!”
Revy yang sedari tadi
terdiam, tiba-tiba tertawa geli. Tawa yang cukup mampu membuat Geva melongo,
“k-kenapa?” Tanya
Geva.
“lo ternyata punya
sisi kayak gini juga yah.” Revy menepuk kepala Geva dengan lembut “gue udah tau
dari dulu koq.”
“tau gimana maksud
lo?” kini darah Geva berdesir hebat.
“ya tau kalo lo
stalker gue, kenapa? Jangan Tanya kenapa please.” Ucap revy mengusap dahinya
malu.
“kenapa…?”
“karena…” revy
berdehem “ lo Tanya kenapa? Karena gue fans lo. Gue selalu memperhatikan elo..”
Geva membulat matanya
tidak percaya, dia kira perkataan itu hanya bercanda. Cinta memang datang di
saat yang tepat.
“makasihh….” Ucap
Geva tersenyum manis.
“hmn.” Balas Revy
dengan sedikit salah tingkah.
Perjalanan mereka
berdua masih sangat panjang. Ntah apa dan bagaimana kedepannya namun untuk saat
ini cukuplah dengan mengetahui bahwa mereka saling menyukai, saling menjaga dan
saling memperhatikan. Biarkan waktu yang menunjukkan arah dimana mereka akan
berhenti….dan membangun cinta yang lebih besar daripada ini.
Jangan salahkan
cinta. Cinta selalu datang yang tepat namun keadaanlah yang membuat cinta
seolah salah.
(:
Ur stalker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar