Kamis, 15 Mei 2014

YOUR STALKER

YOUR STALKER (: A story by Wahyuni Listiarini aka Yuuchan




1 nama.Gevanya  Oktavia. Siapa sih yang gak kenal sama Gevanya Oktavia di SMU harta jaksa?? Cewek berambut pendek dan berlesung pipi ini merupakan kapten tim futsal cewek disekolahnya. Gayanya yang tomboy dan sikapnya yang sangat friendly itu , ngebuat cewek kelahiran 19 Agustus ini cukup popular dan eksis disekolahnya.

Geva-panggilan akrab gadis manis ini- berjalan menyusuri koridor sekolahnya dengan langkah riang. Baju kebanggaan tim futsal bernomor punggung 4 itu masih melekat dibadannya,

“Hai, kak Geva!” sapa seorang adik kelas kepadanya.

“oh hai juga dek!” ucap Geva dengan ceria.

“ohya kak! Tadi ada panggilan dari pak Bambang lho!”
Mendengar perkataan dari juniornya, membuat Geva terdiam sejenak. Memory-memory dalam otaknya memutar suatu kejadian. Kejadian yang membuatnya merasa berada didalam kawasan siaga 3.

“Astaga!!! Gue lupa kumpul PR!!!!!!!!!!!!!”

***

Geva itu emang tomboy! Tapi tetep aja dia itu cewek. Yang mau dibilang cantik.. yang mau selalu di perhatikan dan dingertiin. Tapi masalahnya ada gak sih cowok yang tahan dengan sikap Geva yang … -well- lebih “manly” dibanding cowok itu sendiri?

Sekali lagi… ditekankan! Geva itu emang tomboy! Tapi tetep aja dia itu cewek, yang punya 1 2 rahasia dalam hidupnya. Contohnya saja… rahasia kalo dia itu Menyukai dan ngefans berat sama Revy. Revy Friza Laksana.

Kira-kira cowok sekece dan semacho apa sih? Yang mampu membuat seorang Geva bertekuk lutut. Eits-stop! Jangan salah sangka dulu.

Revy Friza Laksana. Lahir 23 Januari. Tinggi badan 173 cm. berat 63 kg. 17 tahun. Golongan darah AB. Putra sulung dari pasangan Tn.Samudra Laksana dan Ny.Cahya Gayatri , serta kakak dari Tyas Qarolina dan Yunina Arinny ini bukanlah tipe cowok atletik yang jago maen basket atau futsal seperti Geva. Bukan juga cowok Yang jago bela diri dan kick boxing. Dan bukan cowok yang berbadan six pack serta membawa motor besar kemana-mana…

Revy itu adalah cowok Kalem dan berkaca mata. Cowok pecinta damai dan buku. Seorang penjaga perpustakaan . dan seorang cowok baik hati yang membuat Geva takluk.
Bahkan… Untuk mendapatkan dia. Geva rela untuk menjadi stalker ataupun The Biggest fan of him.
Well~
Pantas saja orang dulu pada bilang “cinta itu buta”

***

Pagi ini. SMU Harta Jaksa masih terlihat sangat Sepi, dari kejauhan Seorang cowok berkacamata dan berambut spike berjalan melewati koridor kelas XI dengan membawa sebuah buku saku kecil ditangan kanannya.

Revy –nama cowok itu- memang sangatlah menyukai buku.  Menurutnya tanpa menjelajahi dan mengelilingi seluruh dunia, dengan buku kita bisa mengetahui apa saja yang ada dan terjadi diseluruh dunia ini.

Sesampainya ia dikelas , Ia mengangkat alisnya dengan bingung. Lagi-lagi dan seperti hari-hari sebelumnya… ia menemukan sebuah kertas berwarna ungu lavender diatas mejanya, disamping kertas itu terdapat satu buah permen rasa blueberry.
Dengan perasaan yang sangat sukar dijelaskan. Ia mengambil selembar kertas itu dan membaca huruf-huruf yang tertera diatasnya.

Good Morning My Prince,
Well, today.. I just wanna say
Have a nice day!
Ur Stalker 

Setelah  membaca tulisan itu, ia melipat kertas berwarna lavender itu dan meletakannya didalam tas. Sebuah senyum tersungging dibibirnya.

“orang aneh…” desisnya pelan.

***
Seorang gadis berambut panjang berlari menyusuri sudut kantin, ia baru berhenti sesaat pandangan matanya bertemu dengan objek yang dicarinya,

“Heii!! Gevaa!!!” Serunya sembari menepuk pundak gadis itu.

Geva yang baru saja menikmati tegukan es tehnya, langsung tersedak.
“Ukh!! Azela!! Apaan sih lo? Bikin gue jantungan aje!” Dengusnya manyun.

“maaf deh~!” Ucap Gadis bernama Azela itu dengan wajah yang imut. Azela lalu merapatkan tubuhnya ke Geva dan membisikkan sesuatu
“pagi ini , lo nguntit Revy lagi yah?”

Geva yang mendengarkan perkataan sahabat dekatnya itupun, membulatkan matanya lebar . “WHAT THE-?! Nguntit?! Ga keren amat! Gue itu cuman nge stalk doang !!” Geva membela diri.

“Yaelah, Va! Mau nguntit atau nge stalk kan sama aja! Sama-sama ngikutin orang!!” Ucap Azela sembari mengibaskan rambut panjangnya.

“ermnh..well, iya juga sih. Betewe, lo tau darimana?” ucap Geva sembari mengaduk minumannya. “Ohmy-! Jangan bilang kalo selama ini elo nge stalk gue? Atau elo nge fans ma gue? Tapi Zela~ kita kan udah jadi sahabat! Elo ga perlu sungkan gitu ma gueeeeeeeee!!!!” Ucap Geva dengan narsisnya.

“dih.. please deh!! Tadi pagi, pas gue baru mau masuk kelas gue ngeliat Revy senyum-senyum gak jelas gitu. Awalnya sih.. gue udah siap ngeluarin Hp mau nelfon petugas rumah sakit jiwa pas gue liat dia megang kertas warna lavender.gue langsung connect.. ulah elo pasti!” jelas Azela panjang lebar.

“jahat banget! Lo kira dia ada tanda-tanda gila gitu selama ini?!” tandas Geva.

Mendengar argument Geva membuat Azela menghela nafas panjang. “yelah.. kan cuman buat jaga-jaga non! Takutnya karena dia kelamaan bergaul ma buku doang jadinya .. depresi gitu!” Tutur Azela asal.

“Rese’ dehh…” sungut Geva.

“lagian..lo nya juga sih! Apa sih yang ngebuat seorang Gevanya Oktavia sampai jatuh hati sama cowok super biasa kayak Revy?” Tanya Azela bingung.

“well~terkadang hanya dengan kebaikan hati seseorang cukup mampu untuk meluluh lantakkan hatimu” Geva tersenyum, pancaran matanya begitu lembut ia lalu bangkit berdiri dan menarik tangan Azela . “Yuk ah, bentar lagi bel.”

***

Bel jam istirahat kedua baru saja berbunyi, dengan secepat kilat Geva berlari kearah lantai 3 , ujung koridor ke-2. Dimana sebuah ruangan berlabel “Perpustakaan” berada. Sebelum memasuki ruangan itu, Geva mengambil cermin kecil dalam sakunya dan merapikan rambutnya setelah itu ia merapikan seragamnya, berdehem 1 x.. dan melangkah penuh dengan percaya diri.

Didalam ruangan itu, Geva sangat yakin bahwa ia telah “masuk ke dimensi lain” . bagaimana tidak? Ruangan yang dipenuhi oleh rak-rak buku dan ber-AC itu terisi oleh orang-orang yang membaca buku .. oke-wajar  saja! Tapi bukunya itu lhoo.. yang bikin Geva gak tahan ngeliatnya!!

“Tebel bangettt!” ucap Geva tanpa sadar.

Geva yang terlalu sibuk memperhatikan orang-orang yang membaca buku, tidak menyadari seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang.

“hei!” sapa suara cowok yang terdengar sangat maskulin itu.

Ketika Geva hendak memarahi orang tersebut, suaranya seakan-akan telah tertinggal didasar tenggorokannya, jantungnya berpacu dengan cepat dan ada banyak perasaan yang sangat susah untuk dijelaskan bercampur menjadi satu.

Oh ..indahnya cinta! #ssah jadul amat

“o-ah? Eh… i-itu ..” ucap Geva gagap sanking gugupnya.

“ups. Sorry.. apa gue ngagetin elo sampe segitunya.” Ucap Revy dengan meringis.

“B-bukan…. T-tapi lo tau g-gue? Maksud gue.. lo kenal ma gue?” Ucap Geva dengan suara yang sangat kecil.

“Gevanya Oktavia kan? Yaiyalah, kenal!” Revy mencoba menahan senyumnya namun sangat sulit dilakukan. “gue ngefans ma elo kali..”

Mendengar penuturan Revy seketika membuat isi kepala Geva kosong..

‘ohmyagod! Dia tau gue! Dia bilang ngefans ma gue! Ohmygod! Dia ngefans ma gue! Dia… ohmygoooooooddddddddddddddddd!!!!’ eluh Geva dalam hati.

“well, tumben lo ke perpus, mau nyari buku?”
Mendengar suara Revy , secara magis nya membuat Geva mengangguk dengan auto mode.

“buku tentang…..?”

“Cinta..” ucap Geva dengan hati yang berdebar.

Mendengar jawaban Geva , Revy secara otomatis menautkan kedua alisnya. Pipinya terasa panas namun suasana kembali menyadarkan dirinya.

“o-oh, maksud lo lagi nyari novel Romance gitu?”

Ntahlah, ntah datang dari mana namun perasaan kecewa memenuhi setiap sudut hatinya.
“kalo mau nyari novel, lo bisa nemu dirak sudut bagian sana” jelas Revy dengan singkat.

“oh.. okay. Thanks !”

Geva berjalan menuju rak yang ditunjuk oleh Revy sedari tadi. Wajahnya kusut dan sedikit cemberut mungkin akibat gerakannya yang tidak ikhlas itu, permen-permen yang ada disaku roknya berjatuhan dilantai.

Revy yang sedari tadi masih memperhatikan geva, berlari kearah gadis itu dan membantunya memungut permen-permen yang berjatuhan dilantai.

“eh…? Kayaknya gue pernah liat..” ucap Revy dengan wajah serius. Tangan kirinya mengambil sebuah permen disaku bajunya, dan..

“sama..? Ge..” belum sempat Revy menyelesaikan kalimatnya, Geva berlari kearah pintu keluar dan membantingnya keras.

‘Gue ketahuan.’

***
Sudah berminggu-minggu setelah kejadian itu, Geva menjauhi Revy. Bahkan ketika mereka berdua secara tidak sengaja bertemu di koridor sekolah. Please jangan Tanya kenapa?

Karena jawabannya sangat jelas. Revy pasti nganggap geva itu cewek aneh, freak, stalker, agresif dan aaakkrrrgggg!! Memikirkannya saja sudah membuat Geva malu berat.

Tapi geva tau,, ia harus menyelesaikan masalah gak jelas ini biar menjadi jelas. Gak peduli gimana tanggapan revy nantinya yang ia tau jelas cuman 1 hal –Life must Go on!!

Revy duduk termenung dibawah pohon cemarah  yang tumbuh subur disamping laboratorium fisika. Tangannya menggenggam sebuah kertas berwarna lavender berbentuk hati yang jujur saja-sangat ia rindukan.

Matanya mengamati huruf-huruf yang tertera diatas kertas itu.
can I ask you about something..?
Please come to the in front of lab.
Ur stalker “

“hai vy…” sapa Geva dengan sangat pelan.

Dengan sangat perlahan angin bertiup menghembuskan pakaian Geva. Geva terdiam menatap Langit. Menyiapkan hatinya untuk berbicara… namun ternyata revy mengambil inisiatif nya duluan .

“ge… gue ada salah yah?” ucap Revy dengan nada yang membuat dada Geva berdebar sakit. Oh tuhan…

“b-bukan! Bukan elo ! tapi gue.. lo udah tau kan? Gue itu aneh… agresif.. stalker!! Gue tau lo pasti illfeel ma gue. Tapi gue emang suka banget ma lo. Sukaaaaa… walau gue tau , tipe cewek lo ga mungkin kayak gue ini. Tapi….” Ucap Geva dengan membabi buta. “tapi gue mau MINTA MAAF! MAAAAAAFFFFFFFFFFFFFF!!!” 

Revy yang sedari tadi terdiam, tiba-tiba tertawa geli. Tawa yang cukup mampu membuat Geva melongo,

“k-kenapa?” Tanya Geva.

“lo ternyata punya sisi kayak gini juga yah.” Revy menepuk kepala Geva dengan lembut “gue udah tau dari dulu koq.”

“tau gimana maksud lo?” kini darah Geva berdesir hebat.

“ya tau kalo lo stalker gue, kenapa? Jangan Tanya kenapa please.” Ucap revy mengusap dahinya malu.

“kenapa…?”  

“karena…” revy berdehem “ lo Tanya kenapa? Karena gue fans lo. Gue selalu memperhatikan elo..”

Geva membulat matanya tidak percaya, dia kira perkataan itu hanya bercanda. Cinta memang datang di saat yang tepat.

“makasihh….” Ucap Geva tersenyum manis.

“hmn.” Balas Revy dengan sedikit salah tingkah.

Perjalanan mereka berdua masih sangat panjang. Ntah apa dan bagaimana kedepannya namun untuk saat ini cukuplah dengan mengetahui bahwa mereka saling menyukai, saling menjaga dan saling memperhatikan. Biarkan waktu yang menunjukkan arah dimana mereka akan berhenti….dan membangun cinta yang lebih besar daripada ini.
Jangan salahkan cinta. Cinta selalu datang yang tepat namun keadaanlah yang membuat cinta seolah salah.
(:
Ur stalker.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar