Minggu, 25 Mei 2014

SENIOR HIGH SCHOOL DEBUT CHAPTER 02



CHAPTER 02. BASKET BALL’S LOVE



Alohaaaa, Yuu is here.
sebenarnya cerita ini udah lama, tapi karena gue lagi kena syndrom kemalasan jadi mualesssssssssssss banget ngelanjutinnya.
ah- hampir lupa! HAPPY READING :)


...........................................................................................................................



“Hup!”

   DWWANGG!!

“W-w-wouuww! Three point.” Ragit menatap Arah dengan takjub.
Arah sendiri dengan santainya sedang memperbaiki ikatan rambutnya yang longgar. Hari ini, anak kelas XI IPA 5 sedang berlatih basket, salah satu kurikulum pendidikan olahraga yang wajib diikuti oleh setiap siswa.

Sebenarnya, guru olahraga disekolah ini sedikit santai . kalo udah lari keliling lapangan 6 x, gak perlu wajib ngikutin olahraga. Emang pada dasarnya aja Arah yang suka banget ma basket.

Kali ini Arah kembali membawa bola basket, dengan lincahnya ia men-dribble bola basket menuju ring . Saat hendak melakukan shoot yang kedua kalinya.

“Eits.” Ucap seorang cowok bertinggi badan 175 cm yang berhasil merebut bola itu dari tangan Arah. “Battle?!” tantangnya.

Arah melirik Orang yang berhasil merebut bola basket iTu dari tangannya, namun seketika kedua bola mata berwarna coklat bening itu membulat.

“D-D-Devan??!!” 

“Yo ! “ Devan kali ini menyunggingkan salah satu senyum termanis yang ia miliki. “Seperti biasanya yah? Lo jago banget maen basketnya.” Puji Devan tulus.

“e-e-h... nggak koqq!” Arah sedikit menundukkan kepalanya.

‘Gilaaaaa. Tampang gue sekarang jelekk banget. Eh si Devan malah merhatiin gini, kemaren-kemaren, pas tampang gue lagi cakep-cakepnya elo kemana aja?!’ Umpat Arah dalam hati.

“Battle yah?? Tapi supaya seru pake taruhan.”

“taruhan?” kali ini Arah menatap Devan yang tersenyum santai sembari mendribble bola.

“yap! Kalo gue menang............... gue minta nomor Hp lo!” ucap Devan tandas namun tegas.
“........” Arah terdiam. 

Pikirannya melayang kemana-mana.

Oh Tuhan, kalo gitu mah gue rela Kalah dengan sukarela, jangankan kalah langsung nyerah juga gue mau dah! Pikir coba pake logika, kalo ada cowok cakep, tinggi, manis, baik minta nomor Hp lo? Apa yang lo lakuin?kan sayang kalo ditolak, jarang-jarang tau ada cowok ganteng minta nomor Hp. Ini sih namanya Rejeki!! Serunya dalam hati.

“Dan kalo gue yang menang?!” tantang Arah yang baru saja tersadar dari lamunannya.

“Anything you want, princess.”
***
Zian melepas earphone yang ada ditelinganya, matanya yang setajam elang memerhatikan hiruk pikuk keramaian yang terjadi dipinggir lapangan.

“Berisik...” gumamnya dengan suara yang kecil.

Baru saja ia hendak berjalan meninggalkan lapangan, namun Sebuah tepukan pelan (?) menghentikan langkahnya.

BUAAGGGKHHHH!!!!!!!!!

“ukh-!!!!”

“wahhaha sorry bro.” Ucap Rafa dan Rasya tanpa dosa.

Zian reflex menatap dua anak kembar itu dengan tajam. Rafael Darsajaya dan Rasyandra Darmajaya. Duo kembar yang duduk dibarisan paling depan. Patut diakui wajah mereka cukup cute,namun tingkah mereka yang hobi tebar pesona dikalangan adik kelas cewek, mau tak mau membuat Zian sedikit bergidik.

“ck, mau lo apaan upin-ipin?” cibirnya jengkel.

“Kampret! Muka keren kek gini dikatain upin-ipin!” seru Rafa-sang kakak-.

“heleh,lo kan mang upin.” Kali ini rasya menjitak kepala kakaknya.”oh Zi, lo kagak mo liat event seru!” 

“Event apaan?” ucap Zian yang masih bersikap cool.

“Pemanis buatan VS devan.” Seru Rafa dengan bersemangat.

Pemanis buatan? Mendengar ucapan Rafa . membuat Zian terkekeh. Sejak insiden dihari pertama itu, Arah lebih dikenal dengan pemanis buatan. Bukan maksud menghina tapi mungkin udah jadi image tersendiri buat Arah.

‘Kalo dia tau tentang nama sebutannya ini, mungkin dia bakal ngamuk lagi.’ Pikir Zian.
***

“sudah pasti, Gue dukung Devan!” seru Clayrise dipinggir lapangan.

“Kalo gue, dukung Arah!” kali ini Fariz yang bersemangat.

“Yokk! Taruhan..taruhann.... goceng ya?!” Sang Bandar-Ragit- berkeliling lapangan sembari mengambil uang 5000-an.

   Arah mengelap keringat yang jatuh dipelipis dahinya. Cuaca panas hari ini menyengat kulitnya.

‘Kampret tuh Ragit, jadiin gue ma Devan taruhan! Awas ntar tuh kutu aer.” Umpatnya dalam hati.

Devan yang saat ini masih dalam keadaan segar,dan menguasai bola basket. Menatap Arah dengan pandangan geli.

“mau menyerah?” tawarnya.

“What-?! Sorry ni yah, dalam kamus gue Gak ada istilah buat ‘MENYERAH’!!”

Semua orang yang ada dipinggir lapangan terdiam dan terpaku. 

Menatap Arah dengan pandangan yang sulit diartikan. Tidak-! Mereka semua seperti itu bukan karena terpesona dengan kata-kata sok bijak yang keluar dari bibir mungil Arah. Tapi mereka terpengarah saat melihat Devan Melakukan Slam Dunk !

satu kata.
“Kereeeenn.....!!”

Arah yang baru menyadari apa yang terjadi ,manatap Devan pandangan kesal.
“W-What-?!!! Dev....Itu curang!” teriaknya dengan jengkel.

Devan tersenyum geli. “ salah! Itu bukan curang tapi Itu kesempatan.”

“Tapikan, gue tadi lagi ngomong.” Balas Arah gak mau kalah

“kita ini battle.” Kali ini Devan berkata dengan tegas.

“tapikan..........” baru saja Arah ingin mengeluarkan Argumennya, ia mendengar Fariz menggerutu dipojokan lapangan basket.

“ya.. uang goceng gue melayang!! Elo sih Rah.. udah tau battle, pake sok ngomong adegan kacangan ditengah medan pertempuran!”

Arah yang mendengar ucapan Fariz , segera saja menunjuk sikacamata itu  dengan frontal.
“Alaahhh cuman goceng doang! Gue ganti dah!”

Sedangkan yang lain hanya tertawa sembari menggeleng-gelengkan kepala. Zian yang menatap Arah disisi kiri lapangan basket menghela nafas.

“selain dia cewek aneh ternyata dia juga bodoh...........” gumamnya.

***
Tivara Sanitasya.
085255580XXX

‘Bukankah ini semakin menarik?’ bisiknya sembari menatap layar handphonenya.

TOBECONTINUE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar