CHAPTER 02. BASKET BALL’S LOVE
Alohaaaa, Yuu is here.
sebenarnya cerita ini udah lama, tapi karena gue lagi kena syndrom kemalasan jadi mualesssssssssssss banget ngelanjutinnya.
ah- hampir lupa! HAPPY READING :)
...........................................................................................................................
“Hup!”
DWWANGG!!
“W-w-wouuww! Three point.” Ragit menatap Arah dengan
takjub.
Arah sendiri dengan santainya sedang memperbaiki ikatan
rambutnya yang longgar. Hari ini, anak kelas XI IPA 5 sedang berlatih basket,
salah satu kurikulum pendidikan olahraga yang wajib diikuti oleh setiap siswa.
Sebenarnya, guru olahraga disekolah ini sedikit santai . kalo udah lari keliling lapangan 6 x, gak perlu wajib ngikutin olahraga. Emang pada dasarnya aja Arah yang suka banget ma basket.
Sebenarnya, guru olahraga disekolah ini sedikit santai . kalo udah lari keliling lapangan 6 x, gak perlu wajib ngikutin olahraga. Emang pada dasarnya aja Arah yang suka banget ma basket.
Kali ini Arah kembali membawa bola basket, dengan lincahnya
ia men-dribble bola basket menuju ring . Saat hendak melakukan shoot yang kedua
kalinya.
“Eits.” Ucap seorang cowok bertinggi badan 175 cm yang
berhasil merebut bola itu dari tangan Arah. “Battle?!” tantangnya.
Arah melirik Orang yang berhasil merebut bola basket iTu
dari tangannya, namun seketika kedua bola mata berwarna coklat bening itu
membulat.
“D-D-Devan??!!”
“Yo ! “ Devan kali ini menyunggingkan salah satu senyum
termanis yang ia miliki. “Seperti biasanya yah? Lo jago banget maen basketnya.”
Puji Devan tulus.
“e-e-h... nggak koqq!” Arah sedikit menundukkan kepalanya.
‘Gilaaaaa. Tampang gue sekarang jelekk banget. Eh si Devan
malah merhatiin gini, kemaren-kemaren, pas tampang gue lagi cakep-cakepnya elo
kemana aja?!’ Umpat Arah dalam hati.
“Battle yah?? Tapi supaya seru pake taruhan.”
“taruhan?” kali ini Arah menatap Devan yang tersenyum
santai sembari mendribble bola.
“yap! Kalo gue menang............... gue minta nomor Hp
lo!” ucap Devan tandas namun tegas.
“........” Arah terdiam.
Pikirannya melayang kemana-mana.
Oh Tuhan, kalo gitu mah gue rela Kalah dengan sukarela,
jangankan kalah langsung nyerah juga gue mau dah! Pikir coba pake logika, kalo
ada cowok cakep, tinggi, manis, baik minta nomor Hp lo? Apa yang lo lakuin?kan
sayang kalo ditolak, jarang-jarang tau ada cowok ganteng minta nomor Hp. Ini
sih namanya Rejeki!! Serunya dalam hati.
“Dan kalo gue yang menang?!” tantang Arah yang baru saja
tersadar dari lamunannya.
“Anything you want, princess.”
***
Zian melepas earphone yang ada ditelinganya, matanya yang
setajam elang memerhatikan hiruk pikuk keramaian yang terjadi dipinggir
lapangan.
“Berisik...” gumamnya dengan suara yang kecil.
Baru saja ia hendak berjalan meninggalkan lapangan, namun Sebuah
tepukan pelan (?) menghentikan langkahnya.
BUAAGGGKHHHH!!!!!!!!!
“ukh-!!!!”
“wahhaha sorry bro.” Ucap Rafa dan
Rasya tanpa dosa.
Zian reflex menatap dua anak kembar
itu dengan tajam. Rafael Darsajaya dan Rasyandra Darmajaya. Duo kembar yang
duduk dibarisan paling depan. Patut diakui wajah mereka cukup cute,namun
tingkah mereka yang hobi tebar pesona dikalangan adik kelas cewek, mau tak mau
membuat Zian sedikit bergidik.
“ck, mau lo apaan upin-ipin?”
cibirnya jengkel.
“Kampret! Muka keren kek gini
dikatain upin-ipin!” seru Rafa-sang kakak-.
“heleh,lo kan mang upin.” Kali ini
rasya menjitak kepala kakaknya.”oh Zi, lo kagak mo liat event seru!”
“Event apaan?” ucap Zian yang masih
bersikap cool.
“Pemanis buatan VS devan.” Seru
Rafa dengan bersemangat.
Pemanis buatan? Mendengar ucapan
Rafa . membuat Zian terkekeh. Sejak insiden dihari pertama itu, Arah lebih
dikenal dengan pemanis buatan. Bukan maksud menghina tapi mungkin udah jadi
image tersendiri buat Arah.
‘Kalo dia tau tentang nama
sebutannya ini, mungkin dia bakal ngamuk lagi.’ Pikir Zian.
***
“sudah pasti, Gue dukung Devan!”
seru Clayrise dipinggir lapangan.
“Kalo gue, dukung Arah!” kali ini
Fariz yang bersemangat.
“Yokk! Taruhan..taruhann.... goceng
ya?!” Sang Bandar-Ragit- berkeliling lapangan sembari mengambil uang 5000-an.
Arah mengelap keringat yang jatuh dipelipis dahinya. Cuaca panas hari
ini menyengat kulitnya.
‘Kampret tuh Ragit, jadiin gue ma
Devan taruhan! Awas ntar tuh kutu aer.” Umpatnya dalam hati.
Devan yang saat ini masih dalam
keadaan segar,dan menguasai bola basket. Menatap Arah dengan pandangan geli.
“mau menyerah?” tawarnya.
“What-?! Sorry ni yah, dalam kamus
gue Gak ada istilah buat ‘MENYERAH’!!”
Semua orang yang ada dipinggir
lapangan terdiam dan terpaku.
Menatap Arah dengan pandangan yang sulit
diartikan. Tidak-! Mereka semua seperti itu bukan karena terpesona dengan
kata-kata sok bijak yang keluar dari bibir mungil Arah. Tapi mereka terpengarah
saat melihat Devan Melakukan Slam Dunk !
satu kata.
satu kata.
“Kereeeenn.....!!”
Arah yang baru menyadari apa yang
terjadi ,manatap Devan pandangan kesal.
“W-What-?!!! Dev....Itu curang!”
teriaknya dengan jengkel.
Devan tersenyum geli. “ salah! Itu
bukan curang tapi Itu kesempatan.”
“Tapikan, gue tadi lagi ngomong.”
Balas Arah gak mau kalah
“kita ini battle.” Kali ini Devan
berkata dengan tegas.
“tapikan..........” baru saja Arah
ingin mengeluarkan Argumennya, ia mendengar Fariz menggerutu dipojokan lapangan
basket.
“ya.. uang goceng gue melayang!!
Elo sih Rah.. udah tau battle, pake sok ngomong adegan kacangan ditengah medan
pertempuran!”
Arah yang mendengar ucapan Fariz ,
segera saja menunjuk sikacamata itu
dengan frontal.
“Alaahhh cuman goceng doang! Gue
ganti dah!”
Sedangkan yang lain hanya tertawa
sembari menggeleng-gelengkan kepala. Zian yang menatap Arah disisi kiri
lapangan basket menghela nafas.
“selain dia cewek aneh ternyata dia
juga bodoh...........” gumamnya.
***
Tivara Sanitasya.
085255580XXX
‘Bukankah ini semakin menarik?’
bisiknya sembari menatap layar handphonenya.
TOBECONTINUE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar