Akhirnyaaa!!! punya banyak waktu buat ngeposting
padahal lagi sibuk2 nya ini... =,=
bytheway, happy reading!!!!
CHAPTER 03. BETWEEN YOU AND ME..??
Tik.tik.tik.
Suasana Hening menyelimuti kelas XI
IPA-5. Semua siswa menatap kearah papan dengan tegang, bagai hanya dengan
berbalik atau bernafas saja akan membuat nyawa mereka semua menjadi taruhannya.
Oke fine! Maafkan
kelebay-an author ini. Sebenernya murid XI IPA-5 pada diem karena saat ini
mereka sedang ulangan Matematika. Bab Trigonometri dan sudut-sudut istimewa.
Well, first. perkenalkan guru Matematika Di SMA Pelita jaya .. Namanya Ibu
Darsaini. Umurnya 30 tahun, namun ia tetap ngotot kalo umurnya masih 29 tahun
lewat 14 bulan! Mukanya sihh gak jelek-jelek amat namun ntah mengapa, guru yang
satu ini paling sensi kalo disinggung tentang pasangan.
Arah menatap kertas dihadapannya dengan frustasi. “maa..dosa apa sih anakmu yang cantik ini?!” rutuknya dalam hati.
Arah menatap kertas dihadapannya dengan frustasi. “maa..dosa apa sih anakmu yang cantik ini?!” rutuknya dalam hati.
dari 10 nomor, ia hanya mampu menjawab 7 nomor. Itupun keyakinan kebenarannya hanya fivety:fivety.
Merasa bosan.Arah memperhatikan kondisi teman-temannya, memperhatikan ekspresi teman-temannya. Ada yang sibuk mencakar, ada yang manjangin leher, ada yang bengong liatin papan, bahkan Fariz yang duduk di bangku ke-2 [terpaksa dipisahkan dengan Ragit sama ibu Darsaini] membulatkan matanya... wait! Membulatkan mata?ya!
Semenit sesudah membulatkan mata, fariz akan langsung menulis dengan lincah dilembar jawabannya dan tersenyum puas.
“Busett, tuh Fariz make jampi-jampi apa yah?! “ ucap Arah sambil ikut-ikutan bulatin matanya yang emang udah bulat.
Zian yang sedari tadi meliriknya tersenyum geli.
“jampi-jampi jidat lo..!” ucapnya dalam hati sambil sibuk focus kembali kesoal.
***
Siang ini, semua anak dikelas XI IPA-5 mengibarkan bendera
kemerdekaan. Guru yang seharusnya mengajar pelajaran biologi pada jam ke 5 dan
6 sedang berhalangan hadir.
Dan seperti biasa .. kelas ini turut diramaikan oleh adu mulut Zian dan Arah.
Dan seperti biasa .. kelas ini turut diramaikan oleh adu mulut Zian dan Arah.
“Elo ye! Udah salah nyolot lagi!” ucap Zian geram terhadap cewek yang hanya setinggi pundaknya itu.
“Yaeyalah, kalo ngga nyolot ya bukan gue!” balas gadis itu jutek.
“wets.. sudah lo pada gak usah berantem.” Devan yang sedari tadi diam , menepuk pundak zian.
“Iya, asal lo tau yah.. omongan lo berdua terutama lo RAH, Bikin kuping gue sakit!” Clayrise menatap Arah melalui ujung matanya.
Mendengar ucap Clayrise, Arah menatap kesal kearah gadis cantik itu.
“clay... elo hobi banget yah belain Zian. Elo naksir ma
Zian?!” Tuduh Arah sewot.
Mendengar penuturan Arah, Clayrise menggeram. Pandangan
matanya berubah sayu. Ia menarik nafas panjang.
“KALO IYA EMANG KENAPA?!” serunya dengan suara yang
mengagetkan hampir seluruh kelas.
Zian hanya Menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar
penuturan clayrise, Arah terperangah dan anak-anak kelas XI IPA 5 hanya
terdiam.
“. . . . . . . e-elo. . . ?!!!” ucap Arah dengan gugup.
“humph.” Clayrise menyibakkan rambut panjangnya yang
bergelombang itu, lalu menarik kursinya kembali dan duduk.
***
Jam istirahat ke-2 mulai berbunyi.
Arah menatap Sinis kearah Zian yang masih Adem-ayem duduk disebelahnya.
“ni orang, gak bisa pindah dari
sini yah?!” rutuk Arah ntah pada siapa. Zian yang merasa tersinggung.. menatap
Sewot gadis disebelahnya ini.
“Elo..bisa gak sih, sehari tanpa
bikin gue emosi?”
“Enggak!!!” jawab Arah ketus.
“minggir gih!gue mau ke kantin!”
Dengan rasa kesal yang memenuhi
hatinya. Arah mendorong Zian.
“Sigh..” Mau tak maupun Zian harus
menyingkir, ia berdiri dan menatap kepergian Arah dengan helaan nafas yang
panjang “cewek rese’..”
***
Membahas tentang siswa
popular/eksis dari kelas XI IPA 5 . selain Devan dan Zian, claryse berhasil
menempati posisi pertama gadis tercantik diangkatannya. Rambutnya yang panjang
bergelombang, matanya yang bulat, tinggi badannya yang proposional serta
otaknya yang cukup cerdas.. membuat beberapa siswa cowok nekat untuk jatuh cinta padanya.
Namun sejak hari pertama ia
menginjakkan kaki dibangku SMA, mata claryse hanya tertuju pada 1 orang ...
yaitu Zian. Zian yang terkenal dingin dikalangan orang-orang yang tidak akrab
dengannya begitu menjaga claryse dan peduli akan gadis itu.
Sejak kejadian Zian yang menolong
Claryse ketika dibully oleh beberapa kakak kelas yang iri padanya, gossip bahwa
mereka berdua berpacaran pun semakin banyak. Dan hal itulah yang justru
memperkeruh image claryse. Apalagi mulutnya yang tajam serta tatapan matanya
yang sinis.
“Lo Clayrise?!” tandas seorang
kakak kelas berambut ikal yang terkenal dengan nama kakak vivi –captain team
cheers-.
Claryse menatap kakak kelasnya itu
dengan pandangan datar. “ya, ada perlu apa?”
“oh jadi eloo!!!” ucap Kakak kelas
itu dengan sinis. Kemarahan tergambar jelas diraut wajahnya, dengan berang vivi
menjambak rambut panjang claryse dan menyeretnya ke sudut gudang penyimpanan
alat-alat olahraga.
“sialan! Gue salah apa ma elo
hah?!!! Lepasin!!!” umpat Clayrise dengan kasar, ia lalu mencoba melepaskan
diri dari tingkah laku kakak kelasnya itu.
“lo tuh cewek gatau diri yah?! Lo kira udah berapa banyak cewe diluar sana
yang terluka karena tingkah laku dan kesombongan lo HAH?! APA LO PEDULI SAMA
SEMUA ITU?!!” desak vivi ketubuh adik kelasnya.
“KALO LO MASIH BAHAS SOAL KAK TITO.
ITU BUKAN SALAH GUE!! DIA YANG SUKA MA GUE.. “
PLAK!!!
Sebelum claryse mampu menyelesaikan
kalimatnya, sebuah tamparan keras mendarat dipipinya.
“Sialan!!”
***
Arah melangkah kakinya menuruni anak tangga, ketika ia berhasil
mendarat dianak tangga terakhir ia mendengar suara yang sangat Familiar dan
membuatnya tanpa sadar berjalan kearah gudang olahraga.
Melihat Claryse yang duduk
tersungkur sembari mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya membuat Arah
berlari membantu Claryse berdiri.
“Clay, lo kenapa?!” Tanya Arah
dengan ekspresi yang sangat sulit untuk diartikan.
“Rah, Gak usah Ikut campur deh!!”
balas Clayrise dengan nada menyakitkan.
Mendengar pertengakaran Arah dan
Clayrise membuat Vivi mendecih. “FIGURAN AJA BELAGU!”
Mendengar Sindiran dari kakak
kelasnya itu otomatis membuat urat-urat kemarahan tercetak gelas didahinya.
“LO! SEBAGAI KAKAK KELAS GUE! BOLEH
AJA NGEHINA GUE.... TAPI JANGAN PERNAH LO BERANI NGEHINA TEMEN GUE!!” Tandas
Arah dengan nada keras. "LO KIRA LO CAKEP APA? SOK "PALING WOW" BANGET LO!"
Vivi melirik jam tangannya, ia lalu
berjalan menuju pintu Gudang yang setengah terbuka.
“gue kali ini mengalah ..."
"tapi
bukan berarti gue kalah! CAMKAN itu!!” ia menyempatkan diri menatap Arah dan
Clayrise dengan tatapan yang sinis.
Sebelum benar-benar pergi.
***
Disudut taman disamping ruang
Guru, Arah dan Clayrise menatap langit biru yang luas.
Clayrise lalu menghela nafas
panjang. “Gue benci banget sama lo, sejak pertama kali gue kenal ma lo. Lo itu
tipikal cewek yang suka ikut campur soal masalah orang lain..” cecar Clayrise
dengan frontal.
Arah yang mendengarkannya tertawa
sinis. “jadi gini, cara lo berterima kasih hmn?”
“mungkin. Tapi saat ini gue tidak
benar-benar membenci elo. Thanks Arah.. lo emang teman gue!”
“urwell, sudah sewajarnya koq.”
#ON GOING
TO BE CONTINUE~
*^^* Tgl 5 june ntar gw dah semester. doain aja masih bisa ngupdate.
keep stay tune yak :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar