Jumat, 23 Mei 2014

HIGHSCHOOL DEBUT Chapter 01. OPENING!



    Senin cerah, mengawali semangat baru di semester pertama para siswa-siswi SMA pelita jaya. Begitu juga yang dialami oleh “Tivara Sanitasya” atau yang akrab dipanggil “Arah”. 
Sejak tadi pagi senyum lebar tak hilang dari bibirnya. Bahkan mamanya pun sempat curiga ada yang tak beres dari otak bagian tengah anak bungsunya itu.

   Well, kalau dijelaskan nih. Biasanya kan .. (biasanya lhoo) para pelajar itu paling anti sama hari senin. Awal dari segala kesibukan, awal dari pembelajaran nista-nista yang bikin otak bukannya tambah pinter ehh- yang ada malah makin bego’ hehehe. Arah sebenernya termaksud dalam golongan Siswa Anti hari senin sihh, tapi Special buat hari senin kali ini aja dehh.. tau kan? Semester baru tuh .. identik dengan kelas baru? Nah itu tuh! Arah ngarep banget deng rolling-an kelas kali ini ia dapat sekelas dengan Devan. Sang pujaan hati yang mungkin saat ini udah nongkrongin papan pengumuman samping perpust.

   Dengan segenap jiwa dan Raga-Alah lebay!kayak mo upacara aja- Arah melangkahkan kakinya kearah papan pengumuman. Menggeser beberapa orang yang lengket banget ma papan. Mata berwarna kelam milik arah memperhatikan Papan “Tiva...tivara..” ucap Arah sambil nunjuk satu-satu nama yang tertera dipapan.

Satara? Bukan!

Andara? Bukan!

Tivasya? Bukan!

Taenia? Bukan!

   Gila nama gue dimana sih?!  Umpat arah kesal.  Mata Arah berhenti bergerak saat menatap tulisan XI IPA-5. No. 34 Tivara sanitasya.dan... mata Arah Kembali menuju No.15 Ardevan Briliano?

Oh-! Ini artinya....YESSS!!!!! Gueee sekelasss ma Devan!! Makasih Tuhan .....

Yeah makasih Tuhan

Arah mendengus kesal. Sejak sejam lalu ia hanya bisa meratapi nasibnya. Karena sejak sejam Yang lalu juga  ia harus duduk dibagian belakang , di barisan cowok. Well, kalo Cuma masalah itu sih Arah masih bisa bersikap toleraansi cumannn--! Cuman masalahnya Arah kesel banget ma temen sebangkunya.

Zivan Andranata. Atau akrab dipanggil Zian, doi ini sahabatnya Devan. Mukanya gak kalah cakep ma Devan, Cumannn--! Yaah cuman sikapnya itu lho~
bikin Arah gregetan pengen nyakar mukanya yang cakep itu. Gara-gara doi , pupuslah harapan Arah sebangku dengan Devan.

Zian yang merasa-atau lebih tepatnya GR di perhatikan oleh Arah, sedikit salah tingkah.ia lalu menatap gadis yang sejak sejam yang lalu juga menjadi teman sebangkunya.
“Ngapain lo liatin gue? Serem tau!” Dengus Zian.

Arah yang mendengar ucapan Zian,langsung melotot kesal.

“What-!!! Ke-PD an amat sih lo. Mending juga gue liatin Tokek kale.”
Mendengar ucapan Arah, 2 penghuni bangku yang didepannya tertawa renyah. Kedua orang itu lalu berbalik menghadap Zian dan Arah.

“Hahahaha, Gile! baru kale ini bro ada yang nolak Zian.” Ucap seorang cowok berkulit tan dan berlesung pipi itu.Sedangkan teman sebangkunya yang sibuk memakai kacamata, hanya mengangguk.

“ck, siapa sih lo?” tandas Arah jutek terhadap kedua cowok dihadapannya itu.

“wets, galak amat sih non. Kenalin, gue Ragit” ucap cowok berlesung pipi itu.

“Gue Fariz.” Ucap yang satunya lagi.

Mendengar perkenalan singkat  kedua mahluk itu, Arah hanya membulatkan mulutnya.

“Bytheway, Arah. Lo tuh aneh banget yah?” ucap Fariz dengan frontalnya.

“Aneh? Maksud lo apaan?” Arah menaikkan satu alisnya.

“ya.. elo kan duduk sama Zian. Cowok secakep itu gak bikin lo klepek-klepek yah?”

“idiihh..” mendengar ucapan itu, arah memasang tampang jijiknya. “Cakep?! Dia?!!” tunjuk Arah tepat diwajah Zian.

Zian yang mendengar ucapan Arah, langsung membalas gadis itu dengan cibiran. “Alaahh, kayak lo ke-cakepan aja! “CEWEK RATA” kayak lo apa enaknya sih diliatin?!”

BRAKKHH!!!

“Rata??!!!!! Lo bilang gue Rata?!!!!” Arah yang naik pitam langsung menggebrak mejanya.
Kontan saja, dengan kelakuan Arah yang menggebrak meja itu membuat se-isi kelas dan guru wali kelasnya menatapnya. Di tatap orang sebanyak itu, membuat Arah meringis malu.

“uhh.. maaf..”

“umn Tivara, apa kamu mau pindah tempat? Sepertinya kamu tidak nyaman duduk dibarisan cowok. Kamu bisa pindah ke tempat Claryse.” Ucap Ibu Sayaka,wali kelas Tivara yang masih berusia 24 tahun itu.

Mendengar ucapan Ibu sayaka, Arah langsung menengok kearah Claryse. Sedangkan Claryse balas menatap Arah dengan tatapan sinis yang seolah berkata “awas-lo-kalo-pindah-ke-sini.”.
ugh!!! Dasar cewek menyebalkan!

“ng.. gak usah koq bu. Tivara duduk disini saja, kan biar barisan cowok gak garing-garing amat ! istilahnya aku jadi Pemanis gitu bu.” Ucap Arah dengan senyum manis yang dipaksakan.

“bwahahah! Iya bu . Arah kan pemanis.... Pemanis Buatan!” ucap Ragit sembari terenyum lebar.

“Pake formalin lagi!!” timpal salah satu cowok yang lainnya.
Mendengar hal itu, semua anak laki-laki dibarisan Arah tertawa Lebar, sedangkan Arah mendengus kesal.

“Puas lo ya Git, ngehina gue?!” semburnya ke Ragit.

“wahh, blom sih Rah. Ini masih opening” Ragit menatap Arah geli.

“yaya, whatever.” Sergah Arah lalu duduk dibangkunya.

Zian yang sedari tadi diam mengamati pola tingkah Arah, mau tidak mau menaikkan sedikit sudut bibirnya.
‘Dasar cewek aneh.’ Pikirnya.



ONGOING~!!
TO BE CONTINUE.

huwaaaaaaaaaaaa udah lama ga ngeposting karena sibuk bentar lagi semester. walaupun blog ini isinya cuman tulisan gaje gue tapi gapapalah.. setidaknya masih ada orang yang mau ngebaca. Ohyaaa
keep stay tune nungguin cerita ini.
CIAOOOO~ *W*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar