Selamattt malam semuanyaaa~
maaf telat apdet TTVTT
lagi mager nihh.
maaf juga kalo ga panjang.
beneran mager ini :D
bytheway cieee yg besok nyoblos. gue :"( belom d bolehin nyoblos~ masih 16 tahun.
yang mau nyoblos besok, jangan lupa PILIH NOMOR 2 #Salamduajari
hahaha
ohiya selamat berpuasa kanda dan dindakuuu. semoga lancar XD
ah sudahlah. HAPPY READING :3
CHAPTER
06. TRIANGLE LOVE?!
“Nih!”
Clayrise menyerahkan sebotol minuman dingin ke Arah.
Arah
mendengus kesal. Kepalanya terasa pening. Bagaimana tidak? Ia baru saja
menyelesaikan hukuman yang diberikan kepadanya. Berdiri hormat ke Sang Merah
putih selama 2 jam mata pelajaran yang berarti 45 menit + 45 menit menjadi 90
menit.
“gue
capek...” Keluhnya , ia sekarang tengah duduk disamping Clayrise.
Clayrise
mengambil kaca dari dalam tasnya, ia sedikit merapikan poninya yang berantakan.
Melihat pemandangan itu membuat Arah menggeleng-gelengkan kepalanya heran.
“lo
itu dah cakep keles. Gak usah ngaca lagi..” sindir Arah.
“Ih
alay lo! Gini ya, kita. Sebagai cewek. Wajib hukumnya menjaga penampilan kita.”
Ujar Clayrise dengan tersenyum riang.
Melihat
gelagat temannya, membuat Arah menautkan alisnya.
“Lo
lagi naksir sama siapa?” Tanya Arah dengan frontal.
“e-eh...?!
l-lo ngomong apaan sih?” Clayrise menggerakkan bola matanya kesana dan kemari.
Hendak mengeluarkan suaranya kembali,
Arah terkejut dengan kedatangan Rafa dan Rasya.
Duo kembar yang terkenal dengan
senyuman manis mereka.
“hai rah.” Sapa mereka berbarengan.
“bentar. Rafa yang mana? Terus Rasya
juga yang mana?” Arah memperhatikan mereka dari atas sampai bawah.
“Rafa itu yang ganteng , rasya itu yang
jelek.” Ledek Rafa sambil merangkul pundak Rasya.
“gue seriusan kali. Lo Clay, gimana?
Bisa ngebedain mereka berdua?” Tanya Arah.
Mendengar pertanyaan Arah, membuat
Clayrise menyilangkan tangannya didepan dada. “lets see. Rafa itu Bad boy terus
Rasya itu Nice Boy mungkin?”
“rasanya ngenes banget deh, dianggap
Badboy ma bidadari kayak elo.” Gombal Rafa sambil menaikkan kedua alisnya.
“well-well. Jadi yang bidadari cuman
Clayrise doang nih? Okey.” Ucap Arah sedikit merajuk.
“ahaha. Lo masih terlalu dini kalau mau
nandingin gue..” Gurau Clayrise, pandangannya pun beralih kepada sang duo
kembar “jadi ada apa?”
Rasya Menarik bangku didepan kedua gadis
itu, ia lalu berdehem “mnh.. Lo ingat janji kita kan Clay?” ucapnya dengan sok
berhati-hati.
“ah! Oke deh.. tenang aja.” Clayrise
menunjukkan jari jempol tangannya.
Melihat gerak-gerik temannya membuat
Arah menautkan alisnya curiga. “kalian ngomongin apaan?”
Rasya tertawa kecil “ada deehh..”
Disaat mereka sedang larut dalam obrolan mereka, sepasang Mata tengah
memperhatikan clayrise dengan intens.
***
Arah berjalan
menuju kekantin, saat melintasi lapangan sepak bola sepasang matanya memperhatikan
2 orang yang tengah terduduk dibawah rindangnya pohon dipinggir lapangan itu.
Dengan
bersemangat Arah menghampiri ke-2 orang itu.
“eh ada nenek
lampir nongol.” Sapa cowok itu dengan khas.
Mendengar ejekan yang baru saja terlontar untuknya, membuat Arah mengerutkan alisnya dengan kesal.
“lo bosan idup
ya?!” sungutnya dengan kesal.
“oh hai Rah.”
Sapa pangeran Idaman Arah tersenyum kepadanya dengan senyum yang sangat
memikat.
“Hai juga Dev.”
Arah tersenyum manis dan mengambil tempat duduk disamping Devan.
“centil nya
mulai kumat ..” Zian menggerutu dengan suara yang sangat pelan.
Melihat wajah
Zian yang membuatnya kesal, mengingatkan Arah terhadap sesuatu.
“zian, gue boleh
Tanya soal clayrise gak?”
Zian menoleh ke Arah
gadis berkuncir itu “hm? Emang clay kenapa?”
“yap! gue curiga
aja gitu, sama hubungan clay dengan sikembar.” Ucap Arah dengan memasang mimik
wajah serius.
“ha? Clayrise
sama si Rafa dan Rasya?” Zian mengeluarkan ponsel dari dalam saku kemejanya.
“Lo mau ngapain?
Nge-Selfie? Dih!” ejek Arah dengan gaya sok merinding.
“hobi baru ya
Zi?” Tanya Devan dengan polosnya.
“cih.” Zian
mendecih memperhatikan kedua sosok yang ada didepannya itu “gue mau nelfon
clay. Nanya langsung..” ucapnya kembali dengan nada Acuh.
“Yaelah mikir
dong! Jadi orang jangan frontal gitu.” Dengan kesalnya, Arah melempar dedaunan yang
ada didekatnya kewajah Zian.
“woy! Lo kira
gue kambing apa?!” Ucap Zian sembari membulatkan kedua matanya dengan kesal.
“well, tadi
sebelum kesini, gue emang ngeliat Clayrise, Rafael dan Rafasya lagi jalan
bertiga mau ke perpustakaan.” Devan memasang tampang serius, berkhayal bahwa dirinya
adalah seorang detektif ternama saat ini.
“jangan-jangan...”
Arah memasang wajah berbunga-bunga “mereka terlibat...cinta segitiga.”
***
"HAH?! Cinta
segitiga?!!” Rafa dan Rasya menatap Clayrise dengan tatapan kaget.
“hu-umn. Masa’
sih kalian gak sadar.” Clayrise mengamati Sahabat barunya itu dari lantai 2.
Rasya merapikan
dasinya “kalo Arah ke Devan sih , udah gossip lama emang.”
“Tapi kalo Zian
ke Arah?” Sambung Rafa dengan senyum mencurigakan.
“ya kan? Apa gue
bilang! Hidup itu..” Clayrise menaikkan sudut bibirnya, namun sebelum ia sempat
melanjutkan perkataannya, Rafa melanjutkannya.
“Hidup itu penuh
dengan hal-hal menarik untuk kita perhatikan. Bahkan jika hal itu merupakan
sebagian hal terkecil dari dunia ini.”
Rasya bersiul
mendengar ucapan saudaranya “bytheway, misi kita besok jadi kan?”
“pasti dong.”
Clayrise mengerlingkan sebelah matanya.
Cinta itu datang
disaat tak terduga tapi jangan pernah mencoba untuk salahkan cinta. :)
karena ia benar-benar datang untuk orang yang membutuhkannya..
-triangle Love
TO BE CONTINUE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar