Sabtu, 31 Mei 2014

SENIOR HIGH SCHOOL DEBUT CHAPTER 03


Akhirnyaaa!!! punya banyak waktu buat ngeposting
padahal lagi sibuk2 nya ini... =,=
bytheway, happy reading!!!!


  CHAPTER 03. BETWEEN YOU AND ME..??



Tik.tik.tik.

Suasana Hening menyelimuti kelas XI IPA-5. Semua siswa menatap kearah papan dengan tegang, bagai hanya dengan berbalik atau bernafas saja akan membuat nyawa mereka semua menjadi taruhannya.

Oke fine! Maafkan kelebay-an author ini. Sebenernya murid XI IPA-5 pada diem karena saat ini mereka sedang ulangan Matematika. Bab Trigonometri dan sudut-sudut istimewa. Well, first. perkenalkan guru Matematika Di SMA Pelita jaya .. Namanya Ibu Darsaini. Umurnya 30 tahun, namun ia tetap ngotot kalo umurnya masih 29 tahun lewat 14 bulan! Mukanya sihh gak jelek-jelek amat namun ntah mengapa, guru yang satu ini paling sensi kalo disinggung tentang pasangan.

Arah menatap kertas dihadapannya dengan frustasi. “maa..dosa apa sih anakmu yang cantik ini?!” rutuknya dalam hati.

dari 10 nomor, ia hanya mampu menjawab 7 nomor. Itupun keyakinan kebenarannya hanya fivety:fivety.

Merasa bosan.Arah memperhatikan kondisi teman-temannya, memperhatikan ekspresi teman-temannya. Ada yang sibuk mencakar, ada yang manjangin leher, ada yang bengong liatin papan, bahkan Fariz yang duduk di bangku ke-2  [terpaksa dipisahkan dengan Ragit sama ibu Darsaini] membulatkan matanya... wait! Membulatkan mata?ya!

Semenit sesudah membulatkan mata, fariz akan langsung menulis dengan lincah dilembar jawabannya dan tersenyum puas.

“Busett, tuh Fariz make jampi-jampi apa yah?! “ ucap Arah sambil ikut-ikutan bulatin matanya yang emang udah bulat.

Zian yang sedari tadi meliriknya tersenyum geli.
“jampi-jampi jidat lo..!” ucapnya dalam hati sambil sibuk focus kembali kesoal.

***

Siang ini, semua anak dikelas XI IPA-5 mengibarkan bendera kemerdekaan. Guru yang seharusnya mengajar pelajaran biologi pada jam ke 5 dan 6 sedang berhalangan hadir.
Dan seperti biasa .. kelas ini turut diramaikan oleh adu mulut Zian dan Arah.

“Elo ye! Udah salah nyolot lagi!”  ucap Zian geram terhadap cewek yang hanya setinggi pundaknya itu.

“Yaeyalah, kalo ngga nyolot ya bukan gue!” balas gadis itu jutek.

“wets.. sudah lo pada gak usah berantem.” Devan yang sedari tadi diam , menepuk pundak zian.

“Iya, asal lo tau yah.. omongan lo berdua terutama lo RAH, Bikin kuping gue sakit!” Clayrise menatap Arah melalui ujung matanya.

Mendengar ucap Clayrise, Arah menatap kesal kearah gadis cantik itu.
“clay... elo hobi banget yah belain Zian. Elo naksir ma Zian?!” Tuduh Arah sewot.

Mendengar penuturan Arah, Clayrise menggeram. Pandangan matanya berubah sayu. Ia menarik nafas panjang.
“KALO IYA EMANG KENAPA?!” serunya dengan suara yang mengagetkan hampir seluruh kelas.

Zian hanya Menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar penuturan clayrise, Arah terperangah dan anak-anak kelas XI IPA 5 hanya terdiam.

“.  . . . . .  . e-elo. . . ?!!!” ucap Arah dengan gugup.

“humph.” Clayrise menyibakkan rambut panjangnya yang bergelombang itu, lalu menarik kursinya kembali dan duduk.

                                                                             ***

Jam istirahat ke-2 mulai berbunyi. Arah menatap Sinis kearah Zian yang masih Adem-ayem duduk disebelahnya.

“ni orang, gak bisa pindah dari sini yah?!” rutuk Arah ntah pada siapa. Zian yang merasa tersinggung.. menatap Sewot gadis disebelahnya ini.

“Elo..bisa gak sih, sehari tanpa bikin gue emosi?”

“Enggak!!!” jawab Arah ketus. “minggir gih!gue mau ke kantin!”

Dengan rasa kesal yang memenuhi hatinya. Arah mendorong Zian.

“Sigh..” Mau tak maupun Zian harus menyingkir, ia berdiri dan menatap kepergian Arah dengan helaan nafas yang panjang “cewek rese’..”


***

Membahas tentang siswa popular/eksis dari kelas XI IPA 5 . selain Devan dan Zian, claryse berhasil menempati posisi pertama gadis tercantik diangkatannya. Rambutnya yang panjang bergelombang, matanya yang bulat, tinggi badannya yang proposional serta otaknya yang cukup cerdas.. membuat beberapa siswa cowok  nekat untuk jatuh cinta padanya.

Namun sejak hari pertama ia menginjakkan kaki dibangku SMA, mata claryse hanya tertuju pada 1 orang ... yaitu Zian. Zian yang terkenal dingin dikalangan orang-orang yang tidak akrab dengannya begitu menjaga claryse dan peduli akan gadis itu.

Sejak kejadian Zian yang menolong Claryse ketika dibully oleh beberapa kakak kelas yang iri padanya, gossip bahwa mereka berdua berpacaran pun semakin banyak. Dan hal itulah yang justru memperkeruh image claryse. Apalagi mulutnya yang tajam serta tatapan matanya yang sinis.

“Lo Clayrise?!” tandas seorang kakak kelas berambut ikal yang terkenal dengan nama kakak vivi –captain team cheers-.

Claryse menatap kakak kelasnya itu dengan pandangan datar. “ya, ada perlu apa?”

“oh jadi eloo!!!” ucap Kakak kelas itu dengan sinis. Kemarahan tergambar jelas diraut wajahnya, dengan berang vivi menjambak rambut panjang claryse dan menyeretnya ke sudut gudang penyimpanan alat-alat olahraga.

“sialan! Gue salah apa ma elo hah?!!! Lepasin!!!” umpat Clayrise dengan kasar, ia lalu mencoba melepaskan diri dari tingkah laku kakak kelasnya itu.

“lo tuh cewek gatau diri yah?!  Lo kira udah berapa banyak cewe diluar sana yang terluka karena tingkah laku dan kesombongan lo HAH?! APA LO PEDULI SAMA SEMUA ITU?!!” desak vivi ketubuh adik kelasnya.

“KALO LO MASIH BAHAS SOAL KAK TITO. ITU BUKAN SALAH GUE!! DIA YANG SUKA MA GUE.. “

PLAK!!!

Sebelum claryse mampu menyelesaikan kalimatnya, sebuah tamparan keras mendarat dipipinya.
“Sialan!!”
***

Arah melangkah kakinya  menuruni anak tangga, ketika ia berhasil mendarat dianak tangga terakhir ia mendengar suara yang sangat Familiar dan membuatnya tanpa sadar berjalan kearah gudang olahraga.

Melihat Claryse yang duduk tersungkur sembari mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya membuat Arah berlari membantu Claryse berdiri.

“Clay, lo kenapa?!” Tanya Arah dengan ekspresi yang sangat sulit untuk diartikan.

“Rah, Gak usah Ikut campur deh!!” balas Clayrise dengan nada menyakitkan.

Mendengar pertengakaran Arah dan Clayrise membuat Vivi mendecih. “FIGURAN AJA BELAGU!”

Mendengar Sindiran dari kakak kelasnya itu otomatis membuat urat-urat kemarahan tercetak gelas didahinya.
“LO! SEBAGAI KAKAK KELAS GUE! BOLEH AJA NGEHINA GUE.... TAPI JANGAN PERNAH LO BERANI NGEHINA TEMEN GUE!!” Tandas Arah dengan nada keras. "LO KIRA LO CAKEP APA? SOK "PALING WOW" BANGET LO!"

Vivi melirik jam tangannya, ia lalu berjalan menuju pintu Gudang yang setengah terbuka. 

“gue kali ini mengalah ..." 
"tapi bukan berarti gue kalah! CAMKAN itu!!” ia menyempatkan diri menatap Arah dan Clayrise dengan tatapan yang sinis.

Sebelum benar-benar pergi.
***

     Disudut taman disamping ruang Guru, Arah dan Clayrise menatap langit biru yang luas.
Clayrise lalu menghela nafas panjang. “Gue benci banget sama lo, sejak pertama kali gue kenal ma lo. Lo itu tipikal cewek yang suka ikut campur soal masalah orang lain..” cecar Clayrise dengan frontal.

Arah yang mendengarkannya tertawa sinis. “jadi gini, cara lo berterima kasih hmn?” 

“mungkin. Tapi saat ini gue tidak benar-benar membenci elo. Thanks Arah.. lo emang teman gue!”

“urwell, sudah sewajarnya koq.”




#ON GOING
TO BE CONTINUE~

*^^* Tgl 5 june ntar gw dah semester. doain aja masih bisa ngupdate.
keep stay tune yak :)

Rabu, 28 Mei 2014

私達 の 子供 ?! CHAPTER 01

私達 の 子供 ?! = Watashitachi No Kodomo /Anak kita adalah salah 1 cerita yang berlatarkan jepang yang gue tulis. agak LOL sih..
tapi yahh semoga ini menarik :3

HAPPY READING :3

CHAPTER 01. APA YANG KAU MAKSUD DENGAN "ITU"? 
A story by Wahyuni Listiarini (:
 



Angin musim semi menghembuskan beberapa kelopak bunga sakura yang mulai berguguran. Dengan tergesa-gesa seorang gadis berambut bergelombang itu berlari, dan di belakangnya terlihat anak lelaki berambut spike kecoklatan yang menyusulnya.

おい,待って ~kikyo-chan [Oi, matte yo!] Hei, tunggu!]” anak lelaki itu berlari menyesuaikan ketertinggalannya dengan sang gadis sembari menyeka keringat dipelipis kepalanya.

早くなさい , Takeru-kun.. [Hayakunasai,]cepatlah..]”  kini sang gadis berhenti berlari. Wajahnya memancarkan semangat yang tak terhingga.

Melihat teman masa kecilnya yang terhenti, membuat Takeru menghampirinya.

“K-kikyo-chan? Kalo kau berhenti seperti itu..kita bisa terlambat mengikuti upacara penerimaan siswa baru lho?” Tegur Takeru.

“. . . ne.. takeru-kun..” 

“humn?”

これから .. 私達 高校生 です !!! [Kore kara mo.. watashitachi wa koukosei desu!!!]mulai dari sekarang kita adalah siswa SMA!!!]” Seru Kikyou.

Mendengar Kalimat kikyou, membuat Takeru menyunggingkan salah satu senyum terbaik yang ia miliki.
そう .. [sou da ne..] kau benar..]”

                                                            ***


   . . . . .. . . .. . 

Takeru melangkahkan kakinya dengan malas-malasan. Ia menatap bosan koridor serta ruang-ruang kelas yang ia lewati. Kikyou yang berjalan disampingnya memasang wajah cemberut.

何よ?! [nani yo?!]apa?!]” tanyanya dengan nada kesal.

“bukan apa-apa. Hanya saja kenapa aku mesti satu kelas lagi denganmu?!” balasnya dengan ogah-ogahan.

嬉しくない? [ureshikunai?]kau tidak senang?]” Tanya Kikyo dengan tatapan mata yang tajam.

“A-a…じゃなくて [janakute..]bukan begitu..]” Jelas Takeru sembari mengacak-ngacak rambutnya.

“lalu, kenapa?!” tuntut Kikyou penuh keingin tahuan.

“. . . umn. . . ini berarti,aku harus menjagamu setiap saat. . .” ucapnya dengan nada kikuk.

Blush.. O///A///O mendengar penuturan Takeru, membuat semburat merah muda tipis menghias wajah Kikyou.

ばか  [baka!]bodoh!]” ucap Kikyo  sembari berlari meninggalkan Takeru dibelakang.

Takeru yang melihat reaksi Kikyou, menghela nafas.
 ‘Dasar Tsundere.’ Ucapnya dalam hati.

***

   Hai. Mungkin ini agak sedikit terlambat. Tapi perkenalkan namaku Yamanaka Kikyou. Lahir 14 september. Tinggi badan 159 cm. berat 42 kg. golongan darah O. menyukai makanan manis dan saat ini aku berumur 16 tahun. Oh-perkenalkan juga.
Cowok aneh berambut kecoklatan dan tidak pernah menggunakan seragam sekolahnya dengan rapi ini adalah teman sepermainanku namanya…
Kanzaki Takeru. Bertinggi badan 170 cm. bermulut tajam dan pedas. Kami sering berkelahi akan hal-hal sepele tapi yah kami juga cukup akrab. Buktinya, kami semalaman bermain game.. ya semalaman. =_=

“hei..” ucap Takeru yang menyadarkan Kikyou dari lamunannya.

“hmnn??!”

“jangan menatapku seperti itu! Kau membuatku takut..”

お前… [omae…]kau…]” balas Kikyou dengan geram.

   Takeru yang merasakan hawa disekeliling Kikyou berubah, menelan ludahnya dengan gugup. Oh tidak-! Dia harus meminta maaf sebelum Kikyou menendangnya bak pegulat professional.

 “a-ano..” ucap Takeru dengan gugup. “s-sebaiknya.. kau jangan melakukan ‘itu’ disini..kau tahu, kita sedang berada dijalan pulang menuju rumahmu..dan..ini tempat umum”

“hmn~? Apa yang kau maksud dengan ‘itu’ ?!” balas Kikyou dengan senyuman yang sangat manis.

“err..kau..pasti tau..apa ma-ma-maksudku…” sebelum Takeru hendak lari. Sebuah Tarikan kecil diujung seragamnya menghambatnya.

“p-p-papa..” ucap suara anak Laki-laki yang sangat imut dan berusia sekitar 5 tahun itu.

Mendengar kata-kata itu membuat Kikyou dan Takeru berbalik.
“papa?” ucap mereka bersamaan.

Saat sedang sibuk memikirkan “suatu” kejanggalan yang terjadi. Sebuah tangan mungil menarik ujung rok Kikyou

“mama…” panggil anak perempuan yang tak kalah imut dengan anak yang memanggil Takeru itu papa.

Kikyou dan Takeru. Saling bertatapan..
papa?!
mama?!
HEEEEEEEEEEEEEE~!!!!!!!!!!?????????

これ . . . [kore wa..]ini…]”


 ***

Kikyo menarik Takeru menjauh dari 2 anak kembar berusia 5 tahun itu.

“saa.. takeru-kun. Sekarang adalah saat yang tepat untuk mengaku..!” tuding Kikyo bak detektif ternama.

“mengaku akan..?” jawab Takeru tak mengerti.

“berhentilah bersikap polos!” Kikyo menarik kerah baju Takeru dengan tidak sabaran “kapan dan dengan siapa kau melakukan ‘itu’?!!” 

“itu..?” 

“ya! Maksud saat xxx dan XXXX lalu xxxx. Dan tak lama 2 anak kembar ini lahir di dunia!!” tuding kikyou dengan berapi-api.

ふざけんな !!!! [Fuzaken na!!] yang benar saja!!]” jawab Takeru dengan semburat malu.”he~ harusnya kau yang mengaku kikyou..” balas Takeru.

“hu? Maksudmu?!”

“Semalam.. saat kita bermain game. Dan aku tetidur. Kau pasti telah merenggut kesucianku kan..!?” Ucap Takeru.

ふざけんな !!!! [Fuzaken na!!] yang benar saja!!] memangnya kenapa harus aku yang melakukannya?! Apa kau pikir kau bisa hamil?!! ” Balas Kikyou dengan meledak-ledak.

“ah.. apa yang harus kulakukan?! Kau telah meng-xxx kan ku dan xxxx. Ahh .. dame yo~!” Takeru yang mendramatisir keadaan malah Membuat kerutan kemarahan di dahi Kikyou tercipta.

“kau mau mati?!”

Satu kalimat yang membuat Takeru langsung berlutut.
ごめんなさい .. [gomennasai]maafkan aku..] kikyou-hime” m(_ _)m

.. . . . . . . . . . 

Kalo anak ini bukan anak Takeru ataupun Kikkyou? Terus, akan bagaimana kelanjutan cerita kami?!

#TO BE CONTINUE

Kikyou : AAAAAAA~!!! SELAMAT TINGGAL MASA MUDAKU..
Yuu : #hmnn??

TAKERU : ne.. yuu. Apakah itu benar-benar terjadi?
Yuu : apanya ‘w’ ??
TAKERU : saat kikkyou.. meng xxx kan ku?
-BUAGKH-

kikyou : katakan … kau ingin kujadikan makanan hiu atau ku kubur hidup-hidup?!

Takeru : a.. a…dame yo~ Kikyou-chan.. k-kore wa..
kikyou : URUSAI BAKA!!
Takeru : a..
-BUAGKH-
Yuu : ara-ara~ tinggalkan saja pasangan bodoh itu. Keep stay tune mina-cchi buat kelanjutannya (:


Minggu, 25 Mei 2014

SENIOR HIGH SCHOOL DEBUT CHAPTER 02



CHAPTER 02. BASKET BALL’S LOVE



Alohaaaa, Yuu is here.
sebenarnya cerita ini udah lama, tapi karena gue lagi kena syndrom kemalasan jadi mualesssssssssssss banget ngelanjutinnya.
ah- hampir lupa! HAPPY READING :)


...........................................................................................................................



“Hup!”

   DWWANGG!!

“W-w-wouuww! Three point.” Ragit menatap Arah dengan takjub.
Arah sendiri dengan santainya sedang memperbaiki ikatan rambutnya yang longgar. Hari ini, anak kelas XI IPA 5 sedang berlatih basket, salah satu kurikulum pendidikan olahraga yang wajib diikuti oleh setiap siswa.

Sebenarnya, guru olahraga disekolah ini sedikit santai . kalo udah lari keliling lapangan 6 x, gak perlu wajib ngikutin olahraga. Emang pada dasarnya aja Arah yang suka banget ma basket.

Kali ini Arah kembali membawa bola basket, dengan lincahnya ia men-dribble bola basket menuju ring . Saat hendak melakukan shoot yang kedua kalinya.

“Eits.” Ucap seorang cowok bertinggi badan 175 cm yang berhasil merebut bola itu dari tangan Arah. “Battle?!” tantangnya.

Arah melirik Orang yang berhasil merebut bola basket iTu dari tangannya, namun seketika kedua bola mata berwarna coklat bening itu membulat.

“D-D-Devan??!!” 

“Yo ! “ Devan kali ini menyunggingkan salah satu senyum termanis yang ia miliki. “Seperti biasanya yah? Lo jago banget maen basketnya.” Puji Devan tulus.

“e-e-h... nggak koqq!” Arah sedikit menundukkan kepalanya.

‘Gilaaaaa. Tampang gue sekarang jelekk banget. Eh si Devan malah merhatiin gini, kemaren-kemaren, pas tampang gue lagi cakep-cakepnya elo kemana aja?!’ Umpat Arah dalam hati.

“Battle yah?? Tapi supaya seru pake taruhan.”

“taruhan?” kali ini Arah menatap Devan yang tersenyum santai sembari mendribble bola.

“yap! Kalo gue menang............... gue minta nomor Hp lo!” ucap Devan tandas namun tegas.
“........” Arah terdiam. 

Pikirannya melayang kemana-mana.

Oh Tuhan, kalo gitu mah gue rela Kalah dengan sukarela, jangankan kalah langsung nyerah juga gue mau dah! Pikir coba pake logika, kalo ada cowok cakep, tinggi, manis, baik minta nomor Hp lo? Apa yang lo lakuin?kan sayang kalo ditolak, jarang-jarang tau ada cowok ganteng minta nomor Hp. Ini sih namanya Rejeki!! Serunya dalam hati.

“Dan kalo gue yang menang?!” tantang Arah yang baru saja tersadar dari lamunannya.

“Anything you want, princess.”
***
Zian melepas earphone yang ada ditelinganya, matanya yang setajam elang memerhatikan hiruk pikuk keramaian yang terjadi dipinggir lapangan.

“Berisik...” gumamnya dengan suara yang kecil.

Baru saja ia hendak berjalan meninggalkan lapangan, namun Sebuah tepukan pelan (?) menghentikan langkahnya.

BUAAGGGKHHHH!!!!!!!!!

“ukh-!!!!”

“wahhaha sorry bro.” Ucap Rafa dan Rasya tanpa dosa.

Zian reflex menatap dua anak kembar itu dengan tajam. Rafael Darsajaya dan Rasyandra Darmajaya. Duo kembar yang duduk dibarisan paling depan. Patut diakui wajah mereka cukup cute,namun tingkah mereka yang hobi tebar pesona dikalangan adik kelas cewek, mau tak mau membuat Zian sedikit bergidik.

“ck, mau lo apaan upin-ipin?” cibirnya jengkel.

“Kampret! Muka keren kek gini dikatain upin-ipin!” seru Rafa-sang kakak-.

“heleh,lo kan mang upin.” Kali ini rasya menjitak kepala kakaknya.”oh Zi, lo kagak mo liat event seru!” 

“Event apaan?” ucap Zian yang masih bersikap cool.

“Pemanis buatan VS devan.” Seru Rafa dengan bersemangat.

Pemanis buatan? Mendengar ucapan Rafa . membuat Zian terkekeh. Sejak insiden dihari pertama itu, Arah lebih dikenal dengan pemanis buatan. Bukan maksud menghina tapi mungkin udah jadi image tersendiri buat Arah.

‘Kalo dia tau tentang nama sebutannya ini, mungkin dia bakal ngamuk lagi.’ Pikir Zian.
***

“sudah pasti, Gue dukung Devan!” seru Clayrise dipinggir lapangan.

“Kalo gue, dukung Arah!” kali ini Fariz yang bersemangat.

“Yokk! Taruhan..taruhann.... goceng ya?!” Sang Bandar-Ragit- berkeliling lapangan sembari mengambil uang 5000-an.

   Arah mengelap keringat yang jatuh dipelipis dahinya. Cuaca panas hari ini menyengat kulitnya.

‘Kampret tuh Ragit, jadiin gue ma Devan taruhan! Awas ntar tuh kutu aer.” Umpatnya dalam hati.

Devan yang saat ini masih dalam keadaan segar,dan menguasai bola basket. Menatap Arah dengan pandangan geli.

“mau menyerah?” tawarnya.

“What-?! Sorry ni yah, dalam kamus gue Gak ada istilah buat ‘MENYERAH’!!”

Semua orang yang ada dipinggir lapangan terdiam dan terpaku. 

Menatap Arah dengan pandangan yang sulit diartikan. Tidak-! Mereka semua seperti itu bukan karena terpesona dengan kata-kata sok bijak yang keluar dari bibir mungil Arah. Tapi mereka terpengarah saat melihat Devan Melakukan Slam Dunk !

satu kata.
“Kereeeenn.....!!”

Arah yang baru menyadari apa yang terjadi ,manatap Devan pandangan kesal.
“W-What-?!!! Dev....Itu curang!” teriaknya dengan jengkel.

Devan tersenyum geli. “ salah! Itu bukan curang tapi Itu kesempatan.”

“Tapikan, gue tadi lagi ngomong.” Balas Arah gak mau kalah

“kita ini battle.” Kali ini Devan berkata dengan tegas.

“tapikan..........” baru saja Arah ingin mengeluarkan Argumennya, ia mendengar Fariz menggerutu dipojokan lapangan basket.

“ya.. uang goceng gue melayang!! Elo sih Rah.. udah tau battle, pake sok ngomong adegan kacangan ditengah medan pertempuran!”

Arah yang mendengar ucapan Fariz , segera saja menunjuk sikacamata itu  dengan frontal.
“Alaahhh cuman goceng doang! Gue ganti dah!”

Sedangkan yang lain hanya tertawa sembari menggeleng-gelengkan kepala. Zian yang menatap Arah disisi kiri lapangan basket menghela nafas.

“selain dia cewek aneh ternyata dia juga bodoh...........” gumamnya.

***
Tivara Sanitasya.
085255580XXX

‘Bukankah ini semakin menarik?’ bisiknya sembari menatap layar handphonenya.

TOBECONTINUE