Kamis, 11 Juni 2015

GET YOUR DREAMS #03



GET YOUR DREAMS
#BACK TO THE “THAT DAY”


   Halo , pembaca setia blog ini atau orang yang gak sengaja terdampar dalam postingan ini (haha). Masih ingat cerita gue di postingan sebelumnya? Baiklah. Setidaknya, perkenalkan kembali . nama gue Wahyuni Listiarini. Biasanya dipanggil Yuni,tetapi teman sekelas gue semasa SMA memanggil gue dengan sebutan Yuchan.

Gue angkatan 2015 dan calon MABA 2015. Dan Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu. Gue telah melewati salah 1 moment bersejarah dalam hidup gue. Tes SBMPTN.
Sewaktu mengambil jalur undangan atau nama kerennya SNMPTN.
Gue menetapkan hati untuk memilih :
1.        Psikologi – universitas airlangga
2.      Sastra jepang-universitas hasanuddin
3.       Agroteknologi-universitas Hasanuddin

Dan sayangnya tidak ada satupun dari ke-3 jurusan itu yang membuat gue lulus. Sedih iya… cuman untuk apa terlarut dalam kegalauan. Cukup ambil sisi positifnya :
1.        Mereka (orang-orang yang  berhasil lulus melalui jalur SNMPTN) Tidak tau betapa gregetnya melewati jalur tulis SBMPTN . Jalur yang mempertemukan ratusan ribu pejuang dan laskar tulis dari seluruh Indonesia untuk berebut kedudukan di PTN dan fakultas serta jurusan impian.
2.      Kalau kita tidak berhasil meraih impian melewati jalur snmptn bukankah itu artinya Tuhan percaya pada kemampuan kita untuk bersaing di jalur berdarah SBMPTN ? (Terdengar lebay memang). Cuman gue sebut seperti itu karena SBMPTN membawa semangat kami untuk meraih cita-cita.

Maka Melalui Jalur SBMPTN 2015 gue tidak banyak merubah tujuan hidup dan jurusan gue.
Yang menjadi pembedanya semua pilihan gue jatuhkan ke Universitas primadona tempat tinggal gue.
Universitas Hasanuddin Makassar dengan jurusan :
1.        psikologi.

Seperti yang kalian perlu tahu. Unhas baru membuka prodi jurusan psikologi pada tahun 2012 dan jurusan ini termasuk dalam rumpun IPA (SAINTEK) sama seperti UNPAD(universitas padjajaran). Padahal sebagian univesitas lainnya menempatkan psikologi dalam rumpun IPS (SOSHUM).

2.      Sastra jepang.

Jurusan ini sebenarnya sudah menjadi jurusan nomor 1 dihati gue dari SMP kelas 2. Mungkin karena hobi dan minat gue yang lebih dominan jatuh ke hal-hal yang berbau je-jepangan . selain itu gue memang tipe manusia yang lebih tertarik belajar bahasa dibanding pelajaran lainnya. bahkan ketika SMA. Nilai bahasa Jepang gue tidak pernah bergeser dari angkat 93 atau 95 hahaha.

3.       Sastra Inggris

Ntah apa yang merasuki gue untuk memilih jurusan ini. Cuman kebetulan Mama gue terlihat lebih “sreg” gue menuntut ilmu dijurusan ini dibanding 2 jurusan yang gue prioristakan.

Jadilah gue tes SBMPTN dengan masuk kategori campuran.
dimana kami mengerjakan tes.
-SAINTEK (Matematika,fisika,kimia,biologi)
-TPA (psikotes,matdas, bahasa Indonesia, bahasa inggris)
-SOSHUM (sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi)

Dan jadilah golongan kami menjadi golongan yang mendapat tekanan tingkat ke-stress an 2 x lipat untuk mempelajari materi-materi yang menguras pikiran itu.


Dan kali ini gue ingin berbagi kisah dan memperkenalkan seseorang yang berjasa dan telah memperkenalkan gue dengan psikologi.

Beliau adalah guru sosiologi kelas X waktu angkatan gue. Guru sosiologi di SMAN  21 makassar. Beliau adalah ibu satriani.

Dan pada saat itu banyak siswa yang menjadikan beliau guru ter-favorit. Tidak heran mengapa… menurut gue . beliau lebih pantas menjadi seorang psikolog dibanding guru sosiologi atau mungkin seorang guru sosiologi yang menerapkan ilmu psikologi dalam metode pembelajarannya.

Setelah saat ini lulus.. dan sewaktu kelas XI Dan XII gue masuk jurusan ipa. Jadi gue hanya pernah diajar 1 tahun sama ibu satriani. Namun malam ini.. memori otak gue terputar pada saat masih duduk dibangku kelas X, rasa kagum itu mulai meletup-letup kembali didalam diri gue. Padahal jujur saat ini.. gue sangat merasa down. Kenapa?

Malam selepas tes sbmptn telah usai. Orang tua gue tiba-tiba bertanya “kamu serius mengambil jurusan psikologi?kamu tahu kan. Betapa susahnya mencari lapangan pekerjaan bagi lulusan psikologi? Apalagi diwilayah tengah dan timur ini masih sangat tabu untuk membuka praktek psikolog. Itupun kamu harus menjadi lulusan s2 dulu.”

Bimbang.


Tapi gue teringat kembali dengan ibu satriani. Metode pembelajaran beliau sangat luar biasa. Beliau menggerakkan seluruh siswa didalam kelas bahkan siswa termalas didalam kelaspun dapat berperan aktif dalam proses belajar-mengajar. Mengapa bisa? Ibu satriani selalu menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan, beliau seakan bisa membaca karakter dan permasalahan yang dimiliki oleh para siswanya. Bahkan tak jarang proses belajar diselingi dengan permainan dan “menebak karakter” . ibu satriani akan bertanya secara random kepada murid dikelas dan menyebutkan karakter/kebiasaan bahkan masalah yang tengah dihadapi muridnya.

Itulah mengapa.. gue bilang ibu satriani lebih cocok untuk menjadi psikolog atau guru BK. Dan mungkin karena inilah beliau dipercaya untuk menjadi walikelas untuk menangani kelas ternakal (konon katanya).
               Dan sempat … karena beliau. Gue juga ingin mengikuti jejaknya dan
            mencoba menetapkan hati pada jurusan sospol (social politik). Sampai                               pada suatu hari beliau menyinggung Tentang Ilmu kejiwaan manusia atau           yang biasa disebut psikologi.

            NTAH apa yang ada dibenak gue pada saat itu serasa jatuh cinta pada         pandangan pertama. Gue mencari informasi tentang jurusan ini sampai pada tahap kelas XI dan kelas XII gue makin jatuh hati pada jurusan yang satu ini.

            Rasanya…. Gue ingin menjadi seorang lulusan psikolog yang hebat dan menjelaskan peran penting seorang psikolog terutama bagi Negara Indonesia dengan tekanan ekonomi yang kuat dan terkadang sampai mempengaruhi perubahan psikis penduduknya.

Gue ingin membantu pendidikan Indonesia dengan menciptakan metode pembelajaran yang baik bagi anak-anak. Terutama anak-anak berkebutuhan khusus.
Gue ingin menjadi seseorang yang mengobati psikis dibanding fisik. Karena psikis belum tentu dapat disembuhkan dengan obat.

Jadilah gue menaruh harapan pada hasil tes SBMPTN bulan depan but overall dimanapun gue lulus…. Gue akan kembali berfikiran positif. Bahwa Menurut Tuhan itulah tempat yang terbaik untuk gue.

Salam CAMABA 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar