GET
YOUR DREAMS
#BACK
TO THE “THAT DAY”
Halo , pembaca setia blog ini atau orang
yang gak sengaja terdampar dalam postingan ini (haha). Masih ingat cerita gue
di postingan sebelumnya? Baiklah. Setidaknya, perkenalkan kembali . nama gue
Wahyuni Listiarini. Biasanya dipanggil Yuni,tetapi teman sekelas gue semasa SMA
memanggil gue dengan sebutan Yuchan.
Gue
angkatan 2015 dan calon MABA 2015. Dan Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu.
Gue telah melewati salah 1 moment bersejarah dalam hidup gue. Tes SBMPTN.
Sewaktu
mengambil jalur undangan atau nama kerennya SNMPTN.
Gue
menetapkan hati untuk memilih :
1.
Psikologi – universitas airlangga
2.
Sastra jepang-universitas hasanuddin
3.
Agroteknologi-universitas Hasanuddin
Dan sayangnya tidak ada
satupun dari ke-3 jurusan itu yang membuat gue lulus. Sedih iya… cuman untuk
apa terlarut dalam kegalauan. Cukup ambil sisi positifnya :
1.
Mereka (orang-orang yang berhasil lulus melalui jalur SNMPTN) Tidak
tau betapa gregetnya melewati jalur tulis SBMPTN . Jalur yang mempertemukan
ratusan ribu pejuang dan laskar tulis dari seluruh Indonesia untuk berebut
kedudukan di PTN dan fakultas serta jurusan impian.
2.
Kalau kita tidak berhasil meraih impian
melewati jalur snmptn bukankah itu artinya Tuhan percaya pada kemampuan kita
untuk bersaing di jalur berdarah SBMPTN ? (Terdengar lebay memang). Cuman gue
sebut seperti itu karena SBMPTN membawa semangat kami untuk meraih cita-cita.
Maka
Melalui Jalur SBMPTN 2015 gue tidak banyak merubah tujuan hidup dan jurusan
gue.
Yang
menjadi pembedanya semua pilihan gue jatuhkan ke Universitas primadona tempat
tinggal gue.
Universitas
Hasanuddin Makassar dengan jurusan :
1.
psikologi.
Seperti
yang kalian perlu tahu. Unhas baru membuka prodi jurusan psikologi pada tahun
2012 dan jurusan ini termasuk dalam rumpun IPA (SAINTEK) sama seperti
UNPAD(universitas padjajaran). Padahal sebagian univesitas lainnya menempatkan
psikologi dalam rumpun IPS (SOSHUM).
2.
Sastra jepang.
Jurusan
ini sebenarnya sudah menjadi jurusan nomor 1 dihati gue dari SMP kelas 2.
Mungkin karena hobi dan minat gue yang lebih dominan jatuh ke hal-hal yang
berbau je-jepangan . selain itu gue memang tipe manusia yang lebih tertarik
belajar bahasa dibanding pelajaran lainnya. bahkan ketika SMA. Nilai bahasa
Jepang gue tidak pernah bergeser dari angkat 93 atau 95 hahaha.
3.
Sastra Inggris
Ntah
apa yang merasuki gue untuk memilih jurusan ini. Cuman kebetulan Mama gue
terlihat lebih “sreg” gue menuntut ilmu dijurusan ini dibanding 2 jurusan yang
gue prioristakan.
Jadilah
gue tes SBMPTN dengan masuk kategori campuran.
dimana kami mengerjakan tes.
dimana kami mengerjakan tes.
-SAINTEK
(Matematika,fisika,kimia,biologi)
-TPA
(psikotes,matdas, bahasa Indonesia, bahasa inggris)
-SOSHUM
(sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi)
Dan
jadilah golongan kami menjadi golongan yang mendapat tekanan tingkat ke-stress
an 2 x lipat untuk mempelajari materi-materi yang menguras pikiran itu.
Dan
kali ini gue ingin berbagi kisah dan memperkenalkan seseorang yang berjasa dan
telah memperkenalkan gue dengan psikologi.
Beliau
adalah guru sosiologi kelas X waktu angkatan gue. Guru sosiologi di SMAN 21 makassar. Beliau adalah ibu satriani.
Dan
pada saat itu banyak siswa yang menjadikan beliau guru ter-favorit. Tidak heran
mengapa… menurut gue . beliau lebih pantas menjadi seorang psikolog dibanding
guru sosiologi atau mungkin seorang guru sosiologi yang menerapkan ilmu
psikologi dalam metode pembelajarannya.
Setelah
saat ini lulus.. dan sewaktu kelas XI Dan XII gue masuk jurusan ipa. Jadi gue
hanya pernah diajar 1 tahun sama ibu satriani. Namun malam ini.. memori otak
gue terputar pada saat masih duduk dibangku kelas X, rasa kagum itu mulai
meletup-letup kembali didalam diri gue. Padahal jujur saat ini.. gue sangat
merasa down. Kenapa?
Malam selepas tes sbmptn
telah usai. Orang tua gue tiba-tiba bertanya “kamu serius mengambil jurusan
psikologi?kamu tahu kan. Betapa susahnya mencari lapangan pekerjaan bagi
lulusan psikologi? Apalagi diwilayah tengah dan timur ini masih sangat tabu
untuk membuka praktek psikolog. Itupun kamu harus menjadi lulusan s2 dulu.”
Bimbang.
Tapi gue teringat kembali dengan ibu
satriani. Metode pembelajaran beliau sangat luar biasa. Beliau menggerakkan seluruh
siswa didalam kelas bahkan siswa termalas didalam kelaspun dapat berperan aktif
dalam proses belajar-mengajar. Mengapa bisa? Ibu satriani selalu menciptakan
suasana kondusif dan menyenangkan, beliau seakan bisa membaca karakter dan
permasalahan yang dimiliki oleh para siswanya. Bahkan tak jarang proses belajar
diselingi dengan permainan dan “menebak karakter” . ibu satriani akan bertanya
secara random kepada murid dikelas dan menyebutkan karakter/kebiasaan bahkan
masalah yang tengah dihadapi muridnya.
Itulah mengapa.. gue bilang ibu satriani lebih cocok
untuk menjadi psikolog atau guru BK. Dan mungkin karena inilah beliau dipercaya
untuk menjadi walikelas untuk menangani kelas ternakal (konon katanya).
Dan
sempat … karena beliau. Gue juga ingin mengikuti jejaknya dan
mencoba menetapkan hati pada jurusan sospol (social politik). Sampai pada suatu hari beliau menyinggung Tentang Ilmu kejiwaan manusia atau yang biasa disebut psikologi.
NTAH apa yang ada dibenak gue pada saat itu serasa jatuh cinta pada pandangan pertama. Gue mencari informasi tentang jurusan ini sampai pada tahap kelas XI dan kelas XII gue makin jatuh hati pada jurusan yang satu ini.
mencoba menetapkan hati pada jurusan sospol (social politik). Sampai pada suatu hari beliau menyinggung Tentang Ilmu kejiwaan manusia atau yang biasa disebut psikologi.
NTAH apa yang ada dibenak gue pada saat itu serasa jatuh cinta pada pandangan pertama. Gue mencari informasi tentang jurusan ini sampai pada tahap kelas XI dan kelas XII gue makin jatuh hati pada jurusan yang satu ini.
Rasanya….
Gue ingin menjadi seorang lulusan psikolog yang hebat dan menjelaskan peran
penting seorang psikolog terutama bagi Negara Indonesia dengan tekanan ekonomi
yang kuat dan terkadang sampai mempengaruhi perubahan psikis penduduknya.
Gue ingin membantu pendidikan Indonesia dengan
menciptakan metode pembelajaran yang baik bagi anak-anak. Terutama anak-anak
berkebutuhan khusus.
Gue ingin menjadi seseorang yang mengobati psikis
dibanding fisik. Karena psikis belum tentu dapat disembuhkan dengan obat.
Jadilah gue menaruh harapan pada hasil tes SBMPTN bulan
depan but overall dimanapun gue lulus…. Gue akan kembali berfikiran positif.
Bahwa Menurut Tuhan itulah tempat yang terbaik untuk gue.
Salam CAMABA 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar