Senin, 29 Desember 2014

Cerpen#TheMostBeautifulObjeck






BEAUTIFUL OBJECK © Wahyuni Listiarini

   Shin jae Wook, menatap butiran salju yang turun menutupi sebagian Kota Seoul dengan wajah datar. Deru Hembus Nafasnya menjadi music yang mengiringi langkah kakinya ketika menapaki dataran putih ini. Pikirannya melayang ntah kemana dan sebersit kemudian ia memikirkan 1 pertanyaan konyol yang pernah ia pikirkan…

‘ Apakah ini juga tugas seorang Fotografer? Berburu objek tak peduli betapa dinginnya Hawa kota Seoul sekarang?’

Jae wook, merapatkan jaket coklat berbulunya erat, hidungnya sudah berwarna merah karena terlalu lama bersentuhan dengan udara yang seperti ini.

Uh~! Mau bagaimana lagi? Ia sudah mencintai dunia fotografi sejak umur 12 tahun. Ia banyak memenangkan kejuaraan fotografi tingkat nasional ataupun international dalam bidang ini Dan Fotografi jugalah yang mengharumkan namanya sebagai Fotografer berbakat dan termuda. di umurnya yang masih 21 tahun ini. Untuk tidak mengecewakan semua orang yang telah mendukungnya, maka dibulan December yang putih ini ia akan menyelenggarakan pameran foto dengan tema “The most beautiful object”.


Srett!!
Jae wook, mengangkat kameranya menghadap kelangit. Dengan focus ia mengambil gambar Butiran salju yang berjatuhan dari langit. 

KLIKK! JEPRETT!!

Begitu putih….

KLIKK! JEPRETT!!

Begitu cantik…

  Ia tersenyum puas melihat hasil bidikan kameranya, sampai matanya menatap Hasil bidikan fotonya yang terakhir. Di dalam foto tersebut seorang gadis berambut panjang, menatap butiran salju dengan sendu.

Jae wook berbalik kembali kearah tempat ia berburu foto tadi, di tengah Tebalnya Salju, dinginnya udara, seorang gadis cantik duduk di atas Kursi taman. Rambut panjangnya, wajahnya yang merona, dan jepitan berbentuk kupu-kupu warna ungu yang menghias rambutnya.
Apakah gadis itu boneka???

Jae wook mengangkat kembali kameranya. Dengan Teliti ia mengamati ekspresi gadis itu. Natural. Apakah gadis itu manusia?? Atau boneka?? Jae wook tak mengerti… hanya saja ia merasa jantungnya berpacu dengan cepat ketika Lensa kamera menangkap bayangan gadis itu.

__________________________^^_________________________^^

“Ni ga… (Kau)” Suara gadis itu terdengar sangat lembut, bagai hanya dengan satu hentakan kaki sudah menghempaskan suara itu.

“Bisa kah anda berhenti Tuan? Anda membuatku tak nyaman” Gadis itu berbalik kearah belakang batang pohon tempat jae wook Bersembunyi.

“Mianhae (Maaf), aku tak bermaksud untuk…” Jae wook berjalan kearah gadis itu. Ekspresi Jae wook begitu datar. Namun ia masih terlihat begitu keren.

“Maeume Deureu (Kau suka)?” Gadis itu, menatap Jae wook.

“M-mwo (A-apa)?” 

Deg. Jae wook merasakan kegugupan yang menggetarkan Hatinya. Hanya dengan satu pandangan matanya ia serasa beribu kupu-kupu berterbangan dan bergejolak di dalam perutnya.

“Apakah kau Suka memotretku?”

“Ya, Kau begitu cantik nona. Bahkan salju ini tak sebanding dengan an—da….” Jae wook terdiam.

Gadis itu tersenyum.

Cantik.

“aku Park Hye Ra.”

“S-S-Shin Jae wook………….”

Sejak saat itu, jae wook tak mengerti. Sebagai seorang fotografer professional ia tak boleh bersikap Seperti ini. Hanya tertarik dengan satu hal, hanya memotret satu objek….. park Hye Ra.

--------------------------------------------------------- ^^--------------------------------------^^

“Pameran???” Hye ra tersenyum lembut menatap Jae wook yang sedang duduk disebelahnya.

“Eo (ya).” Jae wook menatap Butiran Salju yang berjatuhan dari atas langit. Sudah 6 hari berlalu sejak pertemuan pertamanya dengan Hye ra. Semua terasa begitu menyenangkan. Walau Hanya dengan menatapnya, melihat senyumannya, mendengar suaranya, memotret bayangannya. Jae wook lalu menatap balik kearah Hye ra.

“Kau bisa datang. Aku akan mengundang mu  sebagai tamu yang special.”

“Ah-jinnjja(sungguh)?” Hye ra tersenyum manis, namun sayang senyumannya langsung hilang seketika. “Sepertinya aku tak bisa datang……..”

“w-wae (k-kenapa)? Apakah rumah mu jauh? Aku akan menjemputmu disini, besok?” Jae wook menatap Hye ra dengan kecewa.

“Ige.. (ini)” Hye ra memberikan jepitan rambut kupu-kupunya. “Ini adalah hadiah dan kenang-kenangan dariku..”

“…………………” Jae wook hanya menatap Hye ra dalam diam.

_________________________________^^_____________________^^

   “Maaf, aku harus pergi…….

Tapi aku percaya suatu hari nanti kita akan bertemu disini…………
Banyak hal yang kau ajarkan kepadaku, aku tak tau bagaimana caraku untuk berterima kasih.
Seoul,adalah tempat kelahiranku.. tapi aku harus kembali Ke Indonesia, tempat dimana aku dan teman-temanku berada.

Tak banyak hal yang ingin kusampaikan,namun hanya ada satu hal yang kuragukan..
Kau tau apa itu cinta?

Kau tau perasaan apa yang seolah menggeluti hati dan pikiranku saat ini?”

aku jatuh cinta padamu… terjatuh cukup dalam untuk mencintaimu..

aku harap suatu saat nanti kita akan bertemu kembali. ^v^

Dari seseorang yang cukup berharga untuk kau potret.

park hye ra.


_____________________^^__________________________^^_____

  Jae wook terdiam. Ujung-ujung jarinya terasa membeku, hal itu terjadi bukan hanya karena effect dingin dibulan December ini tetapi karena ia sudah sadar..

Bahwa ia telah kehilangan kesempatan..

kesempatan untuk menggenggam tangan orang ia cintai.

Dengan langkah tertatih-tatih , ia tengah mencari sosok Hye ra di tengah-tengah banyaknya manusia yang ada dibandara ini.  Berkali-kali ia menarik orang yang salah, bahkan meneriakkan nama hye ra … namun sayang, hasilnya nihil. Ia malah terlihat seperti orang kebingungan..

Ah… jebal (kumohon..)

__________________ _____________________________________ ___________________

Sesosok gadis cantik terdiam dihadapan sebuah foto wanita cantik yang dibingkai dengan indah. Sudut bibir gadis itu terangkat.
Padangan matanya lalu jatuh kepada sosok laki-laki yang berdiri tepat dibelakangnya.
“Ah.. sudah lama kita tak bertemu..” sapanya dengan lembut.

Shin jae wook terdiam, ia menarik nafas panjang. “hmn.. bagaimana menurutmu?”

Hye ra tersenyum tipis. Ini adalah foto tentang dirinya, yang diberi judul the most beautiful objeck. 

Setelah sekian lama… foto ini masih menyimpan kecantikan seorang wanita dibawah turunnya salju.

End.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar