Teruntuk hatiku..
Terima kasih atas semua ketabahanmu,
terima kasih karena kau masih bertahan hingga detik ini. Tidak peduli berapa
banyak bekas luka yang telah orang lain dan diriku sendiri torehkan padamu.
Teruntuk hatiku..
Mungkin butuh waktu yang cukup lama untuk
kembali pulih dari luka dan getirnya masa lalu. Tapi aku bangga padamu. Kamu
adalah hati terlembut di dunia ini. Bahkan disaat orang telah membuatmu mangadu
pilu kamu masih menyayangi orang tersebut.
Teruntuk hatiku..
Jikalau aku bisa meminta. Belajar lah
untuk mengikhlaskan seseorang dengan cepat agar itu tak menjadi beban untukmu.
Agar kau tak mengalami sakit yang begitu dalam sehingga bibirpun berduka
untukmu dan tak mau tersenyum.
Teruntuk Hatiku..
Belajarlah mendengar si Otak. Ia mungkin
terlalu rasional untukmu, namun tekadang pilihannya hanya untuk menghindarkanmu
dari perasaan kecewa. Aku sedih melihat sang Mata yang bahkan tak lagi mampu
mengeluarkan air mata untuk memikirkan hal-hal yang masih menganggumu.
Teruntuk hatiku..
Belajarlah untuk kembali membuka pintu untuk tamu yang datang. Apa kamu
ingin melihatku masih terpuruk memikirkan orang yang meninggalkan kita? Mungkin
bagimu terasa sakit tapi begitupun denganku . Namun baik kamu dan aku.. –kita-
pantas untuk bahagia kan?
Teruntuk hatiku..
Maafkanlah. Maafkanlah mereka yang
menyakitimu, aku akan mengerti jika kamu masih menolak untuk mencoba berbicara
dengan mereka. Namun Lupakan saja. Karena Hatiku terlalu berharga untuk
tersakiti karena masa lalu.
Teruntuk hatiku..
Menunggulah. Mungkin bukan sekarang.
Bukan besok. Ataupun tahun depan. Namun akan tiba saatnya seseorang akan datang
dan menjagamu seolah-olah kamu adalah permata yang sangat langka untuknya.